Pendeta Tobias Paulus Beay, seorang tokoh yang menyatukan dua panggilan yang jarang bertemu: panggilan rohani dan panggilan negara. Beliau bukan hanya seorang pendeta yang tekun dalam menjalankan tugas keagamaannya, tetapi juga seorang yang bergabung dengan TNI Angkatan Laut Indonesia dengan pangkat Letnan Satu.
Pendeta Tobias memiliki latar belakang pendidikan yang kuat. Gelar S.Th. (Sarjana Teologi) dan M.A. (Master of Arts) adalah landasan pendidikannya yang memperkuat kualifikasi sebagai pendeta. Namun, yang membuatnya unik adalah keputusannya untuk mengabdi pada dua bidang yang mungkin terasa bertentangan.
Keputusan untuk bergabung dengan TNI Angkatan Laut Indonesia mungkin terdengar tak lazim bagi seorang pendeta. Namun, baginya, ini adalah panggilan yang tak kalah pentingnya. Beliau percaya bahwa pelayanan kepada Tuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui pelayanan kepada bangsa dan negara.
Pendeta Tobias juga dikenal karena dedikasinya yang luar biasa di kedua bidang ini. Meskipun memiliki tanggung jawab ganda antara pelayanan rohani dan tugas militer, beliau mampu menjaga keseimbangan yang baik di antara keduanya. Keberadaannya memberikan inspirasi bagi banyak orang yang melihatnya sebagai contoh integrasi antara keimanan dan pengabdian pada negara.
Dalam pelayanannya sebagai pendeta, beliau aktif membantu masyarakat melalui berbagai kegiatan keagamaan dan kemanusiaan. Dari memberikan khotbah hingga terlibat dalam kegiatan sosial di berbagai komunitas, Pendeta Tobias tak pernah melupakan panggilan rohaninya meski sibuk dengan tugas militernya.
Sebagai seorang Perwira Militer, Pendeta Tobias mendedikasikan dirinya untuk melayani negara dengan penuh dedikasi. Meskipun berada di bawah aturan dan disiplin militer, beliau tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan dalam setiap tindakan dan keputusannya.
Kehadiran dan kesetiaan Pendeta Tobias Paulus Beay dalam dua bidang yang berbeda ini menjadi cerminan dari keberagaman peran yang dapat dimainkan oleh seseorang dalam masyarakat. Kesetiaannya pada panggilan rohani dan tugas negara memberikan contoh bagi banyak orang bahwa pengabdian dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, memperkuat keyakinan bahwa pelayanan tak terbatas pada satu bidang saja.
Melalui perjalanan hidup dan pengabdiannya, Lettu Laut (KH) Pdt. Tobias Paulus Beay, S.Th., M.A. telah membuktikan bahwa kesetiaan pada panggilan dapat menyatu bahkan ketika panggilan-panggilan tersebut terasa bertentangan. Ia adalah bukti hidup bahwa pelayanan dapat dilakukan dengan kuat baik dalam kegiatan rohani maupun tugas negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H