Jendral Douglas MacArthur adalah salah satu jendral yang dikenal kepiawaiannya dalam memimpin pasukan sekutu di kawasan pasifik pada Perang Dunia Kedua. Ketangguhannya mampu membuat bala tentara Jepang bertekuk lutut. Taukah Anda, jika di Jayapura terdapat jejak-jejak sejarah Jendral MacArthur yang hebat itu?
Dalam tulisan ini saya bukan ingin bercerita tentang Gagahnya MacArthur di medan tempur yang dikenal dengan strategi “loncat katak” itu, namun saya ingin mengajak Anda yang membaca tulisan ini jika ke Jayapura jangan lupa berkunjung ke Tugu MacArthur yang didirikan di bekas markas besar pasukan Amerika yang terletak di Ifar Gunung, Sentani Kabupaten Jayapura.
Pada tugu berbentuk segilima tersebut, terdapat tulisan “Markas Besar Umum Daerah Pasifik Barat Daya Pada saat musim panas tahun 1944, suatu hamparan kompleks markas besar terserak di tempat ini kemudian didirikan di lokasi ini. Akhirnya berpangkalanlah di Sentani suatu Markas Besar Umum Daerah Pasifik Baratdaya : Angkatan Darat Amerika Serikat di Timur Jauh, Angkatan Udara A-3 Kawasan Timur Jauh, Armada ke Tujuh, Angkatan Udara ke-Lima, Angkatan Darat ke-Enam, Angkatan Darat ke-delapan, Pasukan Pendaratan Sekutu dan Angkatan Udara Sekutu. Perencanaan dan Penyelenggaraan untuk penyerangan Filipina dilaksanakan dari tempat ini. Di bawah pengarahan Jenderal Douglas MacArthur.
Tak jauh dari tugu itu, ada sebuah kursi beton yang menghadap ke pemandangan Danau dan Bandar Udara Sentani, yang menurut penjaga situs merupakan kursi yang biasa diduduki oleh sang Jendral saat memikirkan strategi perangnya. Kursi itu ditempatkan di bawah sebuah pohon, yang bila anda memotretnya agak sedikit jauh, pohon itu membentuk sebuah tanda cinta (love).
Tidak semua orang yang pernah berkunjung ke Tugu MacArthur mengetahu bahwa pohon yang berada persis di belakang kursi adalah pohon yang melambangkan cinta. Saya sendiri juga baru menyadari setelah seorang kawan mengirimkan foto bahwa jika memotret dari jarak lebih jauh akan muncul gambar seperti foto di atas.[caption caption="Yuni Mardianti Marzuki"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H