Mohon tunggu...
Rizaldo Maarief
Rizaldo Maarief Mohon Tunggu... profesional -

gemar menulis. bekerja pada bidang tulis-menulis. "kata-kata tidak mengenal waktu. kita harus mengucapkannya atau menuliskannya dengan menyadari akan keabadiannya..."

Selanjutnya

Tutup

Money

Ludes Terbakar, Tak Harus Bangkrut

5 Maret 2012   07:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:29 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di mulai tahun 1997. Usaha kerajinan fiber 2006 memenuhi pasar lokal, 2007 mulai pasar ekspor. Java Fiber Art, UKM spesialis souvenir fiber ini dari tahun ke tahun cukup membuatnya mampu menghidupi istri, tiga anak, serta 50 ibu rumahtangga di sekitar pabrik.

[caption id="attachment_164713" align="aligncenter" width="300" caption="50 ibu rumahtangga diberdayakan"]

133093168878368355
133093168878368355
[/caption] Bertempat di Jalan Merak 01, Desa Banjar Dowo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, inilah usaha fiber itu berkembang. Di lahan seluas 1000 meter persegi ini, 50-an ibu rumah tangga berkreasi pernak-pernik tokoh kartun, vas bunga, tempat buah, bingkai foto, hingga patung kaisar.

Sungguh cantik aneka patung miniatur kartun ini...

[caption id="attachment_164714" align="aligncenter" width="300" caption="souvenir kartun mickey mouse dkk..."]

13309317481016746002
13309317481016746002
[/caption] Dibuat secara handmade, Mickey dan kawan-kawan laris manis menjadi souvenir di bulan pernikahan. [caption id="attachment_164715" align="aligncenter" width="300" caption="souvenir pernikahan yang unik dan menarik..."]
13309318011137402948
13309318011137402948
[/caption] [caption id="attachment_164716" align="aligncenter" width="300" caption="Harganya dipatok dari Rp 1000,- hingga Rp 2 juta rupiah..."]
1330931855344509970
1330931855344509970
[/caption] Semua produksi hanya dikerjakan atas dasar talenta seni rupa yang dimiliki sang pengrajin Roni Apriyanto.Tangan ibu-ibu itu begitu mahir mencetak bahan fiber ke dalam alat cetak. Hari itu, ibu-ibu dari desa pertanian ini sedang mengerjakan pesanan 1000 souvenir untuk pesta pernikahan. Bukan hanya pasar Jombang, Surabaya, Malang, Jember, Bali, Jakarta, Bandung, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, saja yang menjadi pasar souvenir.

13309319261838189371
13309319261838189371
UKM fiber Jombang ini mampu menembus pasar luar negeri seperti Amerika Serikat, Hawai, Gowam,  Belanda, Swedia, Australia, Jepang, Filipina, Malaysia, Singapura dan masih banyak lagi. ”Omzet usaha kecil-kecilan ini sekitar 40 sampai 60 juta per bulan,” ujar Roni Apriyanto yang saya temui akhir Januari kemarin.

”Bagi kami omzet berapapun tidak akan memuaskan. Yang terpenting, banyak masyarakat desa sekitar sini mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang memadai,” tambah pria kelahiran Jombang 12 April 1970 ini, seraya tangan kanannya menunjuk ke karyawan bagian produksi di pabriknya yang sederhana itu.

Talenta seni rupa yang dimilikinya, berhasil membuka lapangan pekerjaan. “Alhamdulillah berkat usaha fiber ini saya bisa membantu suami mencari nafkah,” ujar Ani, karyawan bagian penghalusan. “Saya bangga hasil kerja saya dan temen-temen dihargai di luar negeri,” kata Titin, karyawan bagian finishing. “Saya dulu buruh tani, kalau pas panen aja dapet duit. Sekarang alhamdulillah tiap bulan dapat uang dari usaha fiber ini,” tegas Ali, bagian pengecatan.

13309319772092866142
13309319772092866142
Ani, Titin, Ali, dan puluhan karyawan lainnya, merasa beruntung bisa bekerja di sini. Selain dapat berkarya, kerajinan fiber ini bisa mencukupi kehidupan keluarga mereka.

Ludes Terbakar

Usaha kerajinan fiber Java Art ini tak selamanya berjalan mulus. Untung kecil, bahkan rugi besar, pernah dirasakan. Tepatnya 2009 silam. Pabrik seluas 1000 meter persegi miliknya ini ludes dilalap si jago merah. Semua ruang kerja, stok produksi, mesin pencetak, bahan baku, serta surat-surat transaksi penjualan, hangus menjadi abu.

Akibat kebakaran itu, Java Fiber Art mengalami kerugian sangat besar. Semua investasinya bertahun-tahun ludes terbakar. Tak ada yang tersisa. Alat produksi, stok bahan baku, stok produk jadi, serta surat-surat berharga lainnya, hangus dilalap si jago merah.

133093202791565872
133093202791565872

Saat itu, yang menjadi beban adalah sebanyak 40-an karyawan menganggur tanpa penghasilan. “Semuanya ludes. Investasi bertahun-tahun tidak ada sisanya. Saat itu yang ada pikiran kami sekitar 50-an karyawan bakalan nganggur, kami enggak tega,” ujar Natalia, istri Roni sekaligus merangkap penanggungjawab produksi pabrik.

[caption id="attachment_164720" align="aligncenter" width="300" caption="Roni Apriyanto, sang pengrajin Fiber"]

13309320711297563225
13309320711297563225
[/caption] Sempat putus asa. Yang tersisa hanyalah kepercayaan pelanggan tetapnya, yakni pengusaha Jepang. Beruntung, tak sampai satu bulan usai kebakaran pabrik, pengusaha Jepang mengucurkan dananya untuk memesan puluhan ribu souvenir tokoh kartun. “Jujur saat itu pembayaran dimuka dari pesanan ribuan souvenir dari pengusaha Jepang lah yang membuat usaha ini kembali bangkit,” tegas Roni. [caption id="attachment_164722" align="aligncenter" width="300" caption="Roni dan Natalia, istri..."]
13309321041313731973
13309321041313731973
[/caption] “Beruntung gara-gara kebakaran itu, usaha fiber kami ini tidak sampai melakukan pemecatan terhadap karyawan. Semuanya kembali dapat bekerja,” tandas Natalia sembari mengusap butiran air mata yang perlahan menetesi pipinya.

Bangkit dengan Komitmen

Saya pun larut dalam keharuan cerita usaha fiber ini. Salut! Usaha fiber asli Kota Santri, Jombang, ini  pun kembali bangkit seiring dengan berkobarnya api semangat pantang putus asa. Bahkan, kini kontribusi fiber dapat membawa efek multiplier UKM. Dari tangan dingin Roni dan Natalia, lahirlah pengrajin pernak-pernik fiber secara mandiri.

[caption id="attachment_164724" align="alignright" width="300" caption="Iis bersama 15 pekerja UKM fibernya"]

1330932137730882228
1330932137730882228
[/caption] Iis Nurhayati ini misalnya. Empat tahun pernah bekerja sebagai karyawan bagian penghalusan di pabrik Roni. Lantaran punya kemauan tinggi, kini dua tahun sudah wanita muda satu anak ini berwirausaha kerajinan fiber sendiri.

Cita-citanya, ingin memberikan pekerjaan ibu-ibu pedesaan. Tiap hari, di pabrik seluas 70 meter persegi ini, bersama 15 orang, ia memproduksi ratusan pesanan souvenir pernikahan. “Alhamdulillah omzet usaha saya ini sebesar 5 juta rupiah, dan memperkerjakan 15 ibu-ibu rumah tangga sekitar sini,” ujar Iis penuh semangat. Berkat tangan dingin Roni dan Natalia, usaha fiber-nya berkembang pesat.

Kini, sosok Roni Apriyanto telah tumbuh menjadi salah seorang enterpreneur yang bersahaja dan tetap rendah hati. Kunci sukses bagi Roni Apriyanto adalah, “Punya kemauan, komitmen, kerja keras, pantang menyerah dan berdayakan masyarakat. Intinya kita saling membantu,” Salam…(rizaldo, karpetmerah 20120305)

1330932199328908107
1330932199328908107

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun