Mohon tunggu...
Rizaldo Maarief
Rizaldo Maarief Mohon Tunggu... profesional -

gemar menulis. bekerja pada bidang tulis-menulis. "kata-kata tidak mengenal waktu. kita harus mengucapkannya atau menuliskannya dengan menyadari akan keabadiannya..."

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dan, Instrumennya Adalah Prabowo Pemenangnya...

6 Mei 2014   01:48 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:50 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dinamika politik, memang berubah setiap jam. Tidak ada yang pasti. Apalagi jelang Pilpres 9 Juli mendatang. Semua tokoh politik, ketua umum, kandidat calon presiden, bergerilya mencari dukungan. Seperti, siang tadi, Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie secara khusus datang ke kediaman Capres Gerindra, di Bojong Koneng, Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

Pakai baju putih, setelannya celana bahan hitam. Memakai kacamata hitam, politikus yang kerap disapa Ical ini, turun dari helikopter pribadinya. Di landasan helipad, ia disambut mesra senyum dan pelukan sang tuan rumah, Prabowo Subianto. Keduanya terlihat akrab dan intim dalam moment ini. Tuan rumah, yang kaya raya, dan tetamu, yang juga kaya raya ini, bersua menjalin kerjasama mitra politik bernama koalisi. Prabowo dan Ical, serta elite Gerindra dan Golkar, sepakat menjalin koalisi jelang pilpres 9 Juli mendatang.

Usai pertemuan tertutup dari para wartawan ini, pukul 15.05 waktu Hambalang, Ical mengisyaratkan siap jalan bareng dengan Prabowo, jika memang harus menjadi pendampingnya, alias Cawapres Prabowo Subianto. "Nomor satu, nomor dua, itu hanyalah sebuah instrumen berpolitik. Kami tidak ada masalah. Kita sama-sama berfikir yang lebih baik untuk bangsa dan negara ini," papar Ical, sangat diplomatis.

13992903531360671408
13992903531360671408

Sedang Prabowo, menyambut baik perjalanan komunikasi dengan Ical ini. Ia menghargai segala hal yang terjadi dalam berpolitik. Tersirat, mantan Danjen Kopassus ini merasa sreg bila Ical menjadi pendampingnya. “Kita segera umumkan kerjasama yang baik demi bangsa ini,” kata Prabowo. Bila kelak terpilih memimpin bangsa ini, keduanya berjanji akan mengabdi sepenuhnya untuk rakyat. Yang utama adalah membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya.

Dua sejawat yang terpisah bertahun-tahun, akibat polemik internal partai Golkar, yang terjadi beberapa tahun silam ini. Kalau tidak salah, Juli tahun 2008, Prabowo menyampaikan pengunduran diri dari Partai Golkar, dan ia hengkang dari dunia perpolitikan. Penyebabnya, dugaan saya, anggota Dewan Penasehat (Wanhat) DPP Golkar ini kecewa dengan kepengurusan organisasi Golkar, yang waktu itu Ketua Umum-nya Jusuf Kalla.

Apa sebab? Hanya Prabowo dan JK, serta Aburizal Bakrie yang tahu percis. Yang jelas, jelang Pemilu dan Pilpres 2009 silam, mantan Ketua DPP Golkar ini, mendirikan Partai Gerindra. Dan, langsung maju mendampingi Megawati Soekarnoputri sebagai Cawapresnya. Meski begitu, bagi mantan menantu Presiden Soeharto ini, Golkar adalah guru terbaiknya dalam berpolitik. Itu masa lalu.

Paling tidak, sejak 2008 hingga setahun ke belakang, hubungannya dengan Golkar tidak begitu intim, seperti beberapa minggu belakangan ini. Belakangan, Prabowo dengan Gerindra-nya, intens berkomunikasi dengan Ical dan Golkar-nya. Hubungannya harmonis. Cair, tidak kaku. Meskipun, usai pertemuan pertama di kediaman Ical, di Menteng, elite atau sesepuh Partai Golkar, Akbar Tandjung, mengkritisi Ical, yang dinilai tidak elok dalam menaikkan suara Golkar dalam Pileg kemarin. Bahkan, Akbar berani mengatakan, bila Ical tetap memaksakan maju sebagai Capres, Golkar akan kehilangan simpatinya di mata masyarakat. “Elektabilitasnya masih kalah jauh dengan Jokowi. Seharusnya pak Ical paham dan mengerti,” kata Ketua Dewan Pertimbangan Golkar ini, dua pekan lalu.

13992900431452262975
13992900431452262975
Ya, namanya juga politik. Apapun bisa terjadi. Manuver kunjung-mengunjung Prabowo-Ical, terjadi secara politis, yang menurut saya, demi sebuah ambisi; kuota suara dukungan jelang Pilpres 9 Juli mendatang. Yang saya cermati, adalah manuver Bukit Hambalang pada hari ini, adalah kemenangan Prabowo Subianto dalam ambisinya menjadi Presiden 2014 ini.

Saya berkesimpulan, dengan datangnya Ical ke Hambalang, bahwa Prabowo telah berhasil mendaratkan Aburizal Bakrie, merapat memberikan kekuatan amunisi jelang Pilpres, melawan Poros Jokowi. Prabowo, juga berhasil mematahkan argumen atau wacana elite Golkar (Akbar Tandjung) soal keinginannya berkoalisi dengan Poros PDIP. Prabowo dan Ical sepakat untuk berduet menjalin ikatan politis demi kemenangan perebutan kursi pemerintahan. “Kami siap bekerjasama untuk pemerintahan dan parlemen,” tegas Aburizal Bakrie diamini Prabowo Subianto. Sekian. Salam. (rizaldo, karpetmerah 20140505)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun