Mohon tunggu...
Rizaldo Maarief
Rizaldo Maarief Mohon Tunggu... profesional -

gemar menulis. bekerja pada bidang tulis-menulis. "kata-kata tidak mengenal waktu. kita harus mengucapkannya atau menuliskannya dengan menyadari akan keabadiannya..."

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

OSCARS 2015, BWD Bersaing dengan Fury...

14 Desember 2014   18:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:19 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabar membanggakan itu datang dari Negeri Paman Sam, Amerika Serikat, tadi pagi. Sebuah pengumuman yang mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional. Yakni, film Brush With Danger, karya perdana sutradara kelahiran Indonesia yang besar di AS, Livi Zheng (25), masuk kategori film terbaik OSCARS 2015.

Yang lebih membanggakan lagi, film bergenre action yang diputar perdana di teater Cinema Village, New York pada 19 September lalu, ini bersaing ketat dengan ratusan film-film Hollywood, diantaranya film Interstellar, Fury, dan The Hunger Games: Mongkingjay Part 1.

1418532291323292664
1418532291323292664

Luar biasa. Film produksi Sun and Moon films ini, meskipun pendatang baru, mampu menyedot perhatian ribuan penonton Amerika. Brush with Danger yang langsung disutradarai dan diproduseri oleh Livi Zheng ini, berhasil sukses di Amerika berkat jalan cerita yang humanist, serta kolaborasi profesional kenamaan dengan David L Boushey (koordinator stunt), Leslie Shatz (mixer sound), Susan Kurtz (Editor dialog) dan Garry Schyman (komposer).

Livi Zheng, yang pemeran utama, dan Ken Wiratheda, adik kandungnya, serta bintang Hollywood Nikita Breznikov, meramu sebuah cerita kehidupan kakak beradik yang meninggalkan kampung halaman mereka di Tiongkok, dengan menumpang kapal kontainer menuju Seattle, Washington, Amerika Serikat, untuk memulai hidup baru.

Sekelumit ceritanya, Alice (yang diperankan Livi) seorang pelukis, sedangkan Ken petarung seni bela diri. Keduanya mencoba bertahan hidup di jalanan, sampai akhirnya pada suatu hari mereka bertemu dengan pemburu benda seni, Jutus Sullivan (yang diperankan Norman Newkirk), tertarik membeli lukisan milik Alice untuk dipajang di sebuah galeri. Sullivan melibatkan Alice untuk mencari karya Van Gogh, yang telah lama hilang, justru keduanya terjebak dalam skema pembunuhan. Alice dan Ken, harus berupaya menghindari kejaran polisi, serta pelaku kriminal yang mengejarnya. Adegan-adegan seru pun terjadi pada scene bagian perburuan mengungkap kebenaran ini.

14185327492041193897
14185327492041193897

(Info OSCARS 2015: http://www.oscars.org/sites/default/files/2014_reminder_list.pdf)

Lahir di Blitar, Jawa Timur, 3 April 1989, Livi adalah pendatang baru di dunia film. Selain kuliah di University of Southern California’s jurusan Cinematography, ia bekerja di perusahaan film di AS, juga menulis skenarion, menyutradarai, memproduseri, dan memerankan tokoh utamanya sendiri. Saya mengenalnya sebagai sineas muda yang berbakat. Bisa saya bilang, tahun 2014 ini, Livi Zheng Berhasil menorehkan tinta emas di dunia perfilman Amerika. Masuk dalam nominasi OSCARS tentu saja, sebuah kebanggaan yang luar biasa. So, selamat dan sukses buat Brush With Danger. Salam. (rizaldo, karpetmerah 20141214)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun