Mohon tunggu...
Muhammad Rizal Fadhilah
Muhammad Rizal Fadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STAI Siliwangi Garut

Seorang Faqir Yang Sedang Musafir Suka Membaca, Menulis, dan Merenung

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mencintai Permasalahan Kehidupan

14 Januari 2025   14:08 Diperbarui: 14 Januari 2025   14:08 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak orang yang bilang, jangan pernah pergi dari masalah karena kemanapun kau pergi masalah akan selalu ada menghampirimu. Kalau kata Gus Baha, kamu mau pergi dari masalah yo ndak bisa, sekelas Nabi SAW pun ketika beres dari suatu masalah ada masalah yang lain.

Mau sampai kapan selalu depresi karena karena masalah atau permasalahan? Bahkan, Imam Syafi'i pun pernah membereskan suatu permasalahan semalaman di kediaman muridnya Imam Ahmad Bin Hambal, bapak revolusi kiri Indonesia, yakni Tan Malaka beliau menjadi orang hebat, besar dan berpengaruh karena beliau selalu bisa memecahkan suatu permasalahan dalam hidupnya, lalu eyang Pram atau lebih sering dikenal dengan Pramoedya Ananta Toer seorang Sastrawan terkemuka kehidupannya selalu dihadapkan dengan permasalahan yang menyulitkan, akan tetapi ia bisa menciptakan sebuah perubahan. Banyak orang-orang besar yang sukses karena ia selalu bisa memecahkan suatu permasalahan dalam kehidupan.

Jadi apa yang harus kita lakukan? Saya mencoba merefleksikan apa dikatakan oleh Henry Manampiring dalam buku Filosofi Terasnya, yaitu kita harus bisa merubah persepsi ketika kita dibenturkan oleh sesuatu yang tidak mengenakan diri kita, karena itu memang berada di luar kendali kita, terkadang masalah juga datang tanpa diundang, terkadang masalah menghampiri tanpa diprediksi. Maka dari itu kita harus senantiasa menerapkan persepsi yang positif untuk menginterpretasikan dan menanggapi suatu hal yang negatif terhadap diri kita, contohnya tadi ketika kita dihadapi dengan suatu permasalahan yang awalnya persepsi kita selalu prustasi, depresi, bingung dan lain sebagainya sehingga sering berimplikasi kita ingin pergi dari suatu masalah.

Maka kita coba ubah persepsi kita ketika kita dihadapi dengan suatu permasalahan dengan cara menerima dengan lapang dada, bawa enjoy, lalu kita cari solusi dari permasalahan tersebut dengan membaca, bertanya, merenung, ataupun berdiskusi dengan orang-orang yang suka diskusi. Karena dalam hidup ini selalu ada bahagia yang menjelma duka, selalu ada hikmah disetiap masalah, selalu ada makna di setiap liku-likunya jika kita bisa menginterpretasikannya. Jangan lupa pula selalu libatkan Tuhan di setiap keadaan, coba kita curhatkan masalah kita kepada Tuhan, barangkali itu bisa lebih menenangkan.

Selalu tanamkan dalam diri kita bahwa, tidak akan ada masalah selain untuk berbenah, tidak akan ada cobaan selain untuk pembelajaran. Karena seyogyanya kehidupan itu adalah seni untuk menanggapi masalah dengan cermat dan bijak, sebab dalam kehidupan kita tidak akan lepas dari yang namanya permasalahan, barangkali Tuhan menciptakan masalah untuk kita cintai dan kita renungi, bukan untuk kita benci hingga berimplikasi terhadap diri kita menjadi setres dan depresi.

Kenapa harus mencintai permasalahan? Karena masalah adalah suatu hal yang akan terus kita hadapi selama kita masih hidup, jika kita mencintai pasti senantiasa kita berfikir mencari solusi dari masalah tersebut. Analoginya seperti kita mencintai pasangan kita, walaupun ia cerewet, ngambekan yang selalu menimbulkan masalah terhadap kita, tapi kita selalu tegar menghadapinya dan berfikir secara kritis dan rasional untuk mencari solusinya, karena tadi didasari dengan rasa cinta. Barangkali masalah juga bisa kita cintai, kita dekap dan nikmati.

Akhir kata dari saya sebagai penulis amatir heuheu, masalah memang banyak macamnya; seperti masalah keluarga, pendidikan, usaha, ataupun percintaan barangkali. Namun ketahuilah bahwa hidup banyak masalah itu lebih baik kiranya jika menjadikan kita seseorang yang bijaksana dan dewasa. Orang berfikir yang punya mindset maju itu karena ia ditimpa dengan suatu permasalahan yang berat, ingat kata Tan Malaka; "Terbentur, terbentur, lalu terbentuk."

#masalah #masalahhidup #berfikirpositif #berfikirdewasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun