"Tak ada musuh abadi dan tak ada kawan sejati".Istilah ini berlaku dalam dunia politik,yang di perankan oleh para politikus di dunia ini,termasuk di Indonesia
Dulu kita sama-sama mengetauhi ketika Pilpres 2014,seorang ANIES berada di kubu yang berlawanan dengan kubu PRABOWO.
ANIES termasuk salah satu tim kampanye JOKO WI kala itu,
ANIES ketika itu menyerang PRABOWO dengan mengatakan-bahwa PRABOWO-HATTA di dukung kelompok mafia
Pernyataan tersebut disampaikan Anies saat konfrensi pers penyampaian program Jokowi-JK, di Hotel Holiday Inn, Bandung, Kamis 3 Juli 2014.
Terus kita juga tau bagaimana seorang RUHUT SITOMPUL,yang mati-matian membela SBY selama kurun waktu 10 thn lebih,tapi sekarang RUHUT berbalik 180 derajat.
Menarik bagi saya adalah apa yang di ucapkan oleh Direktur Eksekutif Indobarometer, M QODARI
QODARI mengatakan PRABOWO adalah sosok yang pemaaf dan pemurah hati,PRABOWO bersedia mengusung ANIES untuk menjadi CAGUB dan SANDIAGA UNO di jadikan CAWAGUB.
M. QODARI seperti menutup mata bahwa apa yang di lakukan PRABOWO tentu ada maksud dan tujuanya di belakang itu,semestinya dalam islam kan telah diajarkan jika kita memaafkan seseorang yang mesti kita lakukan adalah memaafkan secara tulus dan ikhlas tanpa ada embel-embel lain di balik semua kata maaf itu,apalagi kalau ada imbal baliknya.
Tapi oke lah,saya juga memahami itu di dunia politik,apa pun bisa terjadi
Dan ada hal saat ini yang membuat saya terpaksa gigit sendok ,yaitu ketika seorang yang kata nya ulama besar,yang kabar angin nya sedang benyak tersandung masalah yaitu imam nya ormas FPI,HABIB RIZIEQ merapat dan mendekati seorang WIRANTO, dan kesanya seperti meminta perlindungan,
Padahal HR pernah melecehkan WIRANTO dengan sebutan WIRANTI dan HR juga mengeluarkan kata kata yang tak pantas sama sekali karena HR adalah seorang yang diangkat sebagai imam besar di ORMAS yang dikendalikanyaP
Pernyatan HR itu membuat Ketua DPP Hanura DADANG RUSDIANA meradang kala itu
Jadi jelas apa yang dikatakan mereka termasuk saya bahwa segala sepak terjang HR selama ini sangat berbau aroma politik adalah sangat tidak salah,
Terlepas apa yang sedang di mainkan seorang WIRANTO saat ini dengan menerima kunjungan HR, saya melihat HR seperti menjilat muntah nya sendiri. Kalau tidak ada maksud dan tujuan,rasanya tidaklah mungkin HR menahan rasa malu nya dengan mengunjungi WIRANTO.
Tapi seperti saya sebutkan di atas bahwa itu ada unsur politis nya..maka saya tak heran.
Semoga tindakan HR ini menyadarkan pengikutnya yang kebanyakan tidak tahu apa-apa bahwa sebenarnya ada permainan yang sedang di mainkan Imam Besar mereka mengingat banyak tuntutan yang siap menjeratnya,salah satunya tentu yang sangat Viral saat ini. ?
Untuk bisa mengetauhi sepak terjang HR ini kita tidak perlu bertanya kepada Bapak Presiden&Kapolri,cukup berpikir secara jernih dan terbuka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H