[caption id="" align="alignleft" width="282" caption="Skema Siklus Merk"][/caption] Membangun Merk atau Brand bukan lah hal yang mudah. Yang saya maksud “membangun” disini adalah menciptakan sebuah merk, kemudian menjadikan merk tersebut dikenal, dinilai dan mendapatkan loyalitas oleh publik. Dalam ilmu branding, teori ini biasa di sebut dengan ekuitas merk (Brand Equity). Kali ini saya ingin berbagi sedikit teori equitas merk. Untuk mencapai sebuat equitas merk. Merk tersebut harus melalui 5 tahapan terlebih dahulu. Yaitu: 1. Sebuah merk baru, tercipta dengan mengusung logo, simbol, warna dan nama yang akan menjadi atribut dari merk tersebut. Ketika di tahap ini pemilik merk dapat membuat sendiri atribut-atribut tersebut atau berkonsultasi dengan beberapa biro yang menyediakan jasa desain logo dan konsultasi merk. 2. Menentukan janji yang akan diberikan kepada para konsumen. Janji yang di berikan kepada konsumen biasanya tercermin dalam tagline (kredo) dan positioning statement dari merk tersebut. Janji tersebut juga bisa membangun positioning merk di mindset para pelanggan. 3. Tahap berikutnya adalah mengenalkan merk anda dan segala atribut serta manfaat yang di berikan oleh merk anda kepada pasar. Mengapa kepada pasar? Kenapa bukan kepada Target Market saja? Alasannya Merk yang baru muncul biasanya masih menggunakan riset untuk menetapkan Target Market. Dengan memperkenalkan merk kepada publik (target market atau bukan) akan mampu mengukur hasil dari riset tersebut sekaligus melihat potensi pasar yang tidak terekam saat riset. 4. Setelah merk anda beredar di pasar dan di kenal banyak orang, kemungkinan besar akan terjadi interaksi antara merk dengan konsumen (brand experience). Konsumen akan mencoba brand anda. Untuk besar kemungkinan terjadinya interaksi tersebut lebih di pengaruhi oleh janji dan manfaat yang di berikan merk tersebut. Oleh karena itu, tahap 2 dan 3 merupakan stimulus yang penting untuk tahap selanjutnya. 5. Tahap terakhir setelah para konsumen mencoba brand anda, mereka akan melakukan penilaian. Penilaian yang di berikan oleh konsumen berdasarkan kesesuaian antara janji dan manfaat dengan pengalaman yang mereka dapatkan setelah mereka menggunakan brand anda. Bila janji anda dengan manfaat yang dirasakan konsumen sesuai, bukan tidak mungkin para konsumen anda akan menjadi konsumen yang loyal terhadap brand anda, atau bahkan mereka bisa menjadi brand avengelis (pembela merk) untuk merk anda bila muncul kompetitor. Konsumen anda juga bisa memberikan nilai buruk terhadap merk anda bila kesesuaian antara janji dan pengalaman yang dirasakan oleh konsumen tidak sesuai. Bila memang tidak sesuai, sebaiknya dilakukan evaluasi secepat mungkin, agar merk anda tetap hidup. Teori ini saya dapatkan dari dosen saya semester lalu. Saya coba kembangkan sedikit untuk brand yang sedang saya bangun. Semoga bermanfaat untuk kita bersama. Terima kasih saya haturkan kepada Pak Judie Setiawan, dosen Brand Management.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H