Mohon tunggu...
RIZALDY RAHADIANPRADIPTA
RIZALDY RAHADIANPRADIPTA Mohon Tunggu... Penulis - Netizen Journalism

Aku percaya, bahwasannya peradaban tercipta dari kata-kata yang keluar dari ujung sebuah pena.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dinamika Partai Politik di Indonesia: Antara Ideologi dan Pragmatisme

24 Juni 2023   15:19 Diperbarui: 24 Juni 2023   15:22 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://definisipengertian.net/pengertian-ideologi/

Partai politik memainkan peran penting dalam sistem politik Indonesia. Sebagai pilar demokrasi, partai politik menjadi wadah bagi warga negara untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik dan mewakili kepentingan masyarakat. Namun, dalam perjalanan sejarahnya, partai politik di Indonesia mengalami dinamika yang kompleks, terutama dalam hubungan antara ideologi dan pragmatisme. Artikel ini akan menggali lebih dalam tentang dinamika partai politik di Indonesia, dengan fokus pada pertentangan antara ideologi yang dianut dan pragmatisme dalam menjalankan aktivitas politik.

Sejak awal kemerdekaan Indonesia, partai-partai politik didirikan dengan dasar ideologi yang jelas. Partai-partai seperti Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Sosialis Indonesia (PSI), dan Partai Komunis Indonesia (PKI) memiliki ideologi yang berbeda-beda, yang mencerminkan spektrum politik yang luas. Masing-masing partai berjuang untuk mencapai tujuan mereka berdasarkan prinsip dan ideologi yang mereka anut. Namun, perjuangan ini tidak berjalan mulus, karena seringkali partai-partai politik terlibat dalam perselisihan ideologis yang sengit.

Seiring berjalannya waktu, partai-partai politik di Indonesia mulai mengalami pergeseran paradigma. Beberapa partai yang awalnya berlandaskan ideologi mengadopsi pendekatan yang lebih pragmatis dalam upaya memperoleh dan mempertahankan kekuasaan. Faktor-faktor seperti persaingan politik yang semakin ketat, perubahan tatanan global, serta kepentingan partai dalam mengamankan sumber daya negara, seringkali menjadi alasan di balik pergantian arah politik yang lebih pragmatis. Pragmatisme semakin mendominasi dalam taktik dan strategi partai politik untuk memperoleh dukungan dan meraih kekuasaan.

Pergeseran paradigma menuju pragmatisme dalam partai politik memiliki efek yang signifikan terhadap sistem politik Indonesia. Pertama, ideologi partai politik menjadi kurang jelas dan tumpang tindih. Partai politik sering kali tidak lagi mempertahankan dan mengartikulasikan ideologi mereka secara konsisten, tetapi lebih berfokus pada pesan pragmatis yang dapat menarik dukungan elektoral.

Kedua, pembentukan koalisi menjadi lebih permisif. Partai politik yang awalnya memiliki perbedaan ideologi yang signifikan, dalam beberapa kasus, bersekutu untuk mencapai kekuatan politik dan memperoleh keuntungan elektoral. Pembentukan koalisi semacam ini seringkali didasarkan pada pertimbangan pragmatis daripada kesamaan ideologi.

Ketiga, kurangnya oposisi yang kuat. Dalam beberapa dekade terakhir, partai politik oposisi di Indonesia cenderung memiliki pengaruh yang terbatas. Hal ini dapat disebabkan oleh pembentukan koalisi yang permisif, di mana partai-partai politik yang seharusnya menjadi oposisi bergabung dengan partai penguasa. Akibatnya, kritik terhadap kebijakan pemerintah menjadi terbatas, sehingga kurang ada kontrol dan keseimbangan yang sehat dalam proses pengambilan keputusan politik.

Pergeseran dari ideologi ke pragmatisme dalam partai politik di Indonesia memiliki dampak dan implikasi yang signifikan dalam konteks demokrasi. Kurangnya kesetiaan ideologi menyebabkan kekhawatiran terkait kurangnya perbedaan substantif antara partai politik. Hal ini berpotensi mengurangi pilihan yang nyata bagi pemilih dan mengaburkan garis pemisah antara partai politik yang berbeda.

Selain itu, dengan pragmatisme yang mendominasi, risiko terjadinya korupsi dan kepentingan pribadi yang merusak integritas partai politik menjadi lebih tinggi. Ketika partai politik mengabaikan ideologi dan semata-mata berfokus pada pencapaian kekuasaan, kepentingan publik sering kali terpinggirkan.

Untuk memperbaiki dinamika partai politik di Indonesia, beberapa upaya perlu dilakukan. Pertama, penting untuk memperkuat partai politik berideologi yang konsisten dengan nilai-nilai demokrasi dan kepentingan publik. Partai-partai politik harus mengartikulasikan visi dan misi mereka dengan jelas dan konsisten, sehingga pemilih dapat membuat pilihan yang berdasarkan perbedaan ideologis yang nyata.

Selain itu, perlu ditingkatkan juga transparansi dan akuntabilitas partai politik. Partai politik harus mengadopsi praktik yang terbuka dan memastikan adanya mekanisme pengawasan internal yang efektif untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi.

Pendidikan politik dan kesadaran publik juga memiliki peran penting dalam memperkuat dinamika partai politik. Pendidikan politik yang baik dapat membantu masyarakat memahami pentingnya ideologi, memperkuat kesadaran kritis terhadap tindakan partai politik, dan memperjuangkan kepentingan publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun