Judul di atas tampak seperti kalimat pernyataan yang " klise", sering kita dengar dan kita rasakan dampak dari sebuah kepemimpinan seseorang dalam suatu periodesasi kepemimpinan . Ada kalanya masa bhakti kepemimpinan itu dibatasi oleh periode karena proses pilihan secara politik, ada kalanya periode pimpinan itu dibatasi oleh usia yang menghalangi kemampuan seseorang karena faktor lahiriah.
Maraknya pemberitaan di media oleh berita bertemunya Pak Jokowi sebagai presiden  dan Pak SBY selaku mantan presiden, merupakan berita yang sudah lama ditunggu tunggu oleh khalayak , apakah pertemuan ini nantinya membawa hasil yang sesuai diharapkan oleh rakyak Indonesia yang sudah dan sedang merasakan kepemimpinan oleh keduanya. Pertemuan yang dibalut dengan suasana minum teh hangat yang nantinya diharapkan membawa suasana hangat, suasana yang diidam idamkan  oleh rakyat dan komponen bangsa ini. Pertemuan dua pemimpin indonesia ini sebagaimana yang diharapkan oleh bapak Jokowi dapat menjadi tradisi persaudaraan yang kuat antara yang sudah dan yang sedang memimpin, , juga diharapkan dapat menjadi tradisi dalam artian estafet kelanjutan pembangunan, karena sejatinya yang diharapkan oleh publik adalah progress pembangunan dan bukanlah progress kegaduhan
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang  minimal  dapat memimpin dirinya sendiri baik secara fisik, secara akal fikir, maupun secara emosional .  Tidak bisa dibayangkan seorang pemimpin  yang tidak bisa  memimpin (memanage) emosi(nafsu) yang biasanya hanya akan membawa ke dalam malapetaka belaka. Karena kita sepakat bahwa pengendalian emosi dan kesabaran adala  hal  layak dan mutlak diperlukan oleh seorang pemimpin.Â
Barulah kemimpinan itu diuji oleh sekup yang lebih luas, misalkan kepemimpinan beliau terhadap anak , istri, minimal dari sekup rumah tangga..... setelah itu barulah ia akan dapat diuji atau di bebani oleh kepemimpinan yang lebih luas lagi  yaitu memimpin suatu bangsa...karena ada pepatah yang mengatakan jayanya suatu bangsa terletak pada jayanya suatu keluarga, dan jayanya suatu keluarga terletak pada jayanya suatu pribadi, Dari sinilah..... berhulu kejayaan pribadi yang nantinya mengarah pada kejayaan bangsa.
Sangat susah dan hampir dipastikan tidak (minimal kurang ) bisa diandalkan jika pemimpin tidak memiliki kopetensi yang mumpuni. Belum lagi jika persyaratan cerdas dalam artian tahu kepentingan manakah yang harus didahulukan apakah kepentingan rakyatnya atau kepentingan pribadi dan golongannya. Dan satu hal yang saat ini yang harus terus dijaga adalah transparansi agar kepemimpinannya bisa dilihat dan dikontrol oleh khalayak banyak yang saat ini ditrdisikan dengan adanya program E-goverment, E -budgeting...........
Bagaimana pemimpin yang diperlukan oleh rakyat Indonesia........ Silakan anda bertafakkur sesuai dengan bertambahnya ilmu yang anda miliki dan tingkat pemahaman yang anda peroleh selama ini tanpa memaksakan kehendak, karena telah  sesuai dengan proses yang telah dilalui oleh kita masing masing........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H