Sebagai mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari kita tidak asing dengan kata "korupsi" entah di rumah, di kampus ataupun di warteg. Tapi masih ada beberapa dari teman mahasiswa saya sendiri yang mengerti  akan kata korupsi secara kontekstual tapi mereka belum mengerti arti secara tekstual. Sebagai pembuka saya akan mengingatkan sedikit tentang arti dari kata"korupsi". KORUPSI berasal dari bahasa latin "corruptio" (Fockema:Andrea 1951) yang kemudian dari bahasa latin tersebut dikenal istilah korupsi atau atau dalam bahasa inggri disebut "corruption", secara harfiah korupsi merupakan hal busuk/jahat/ merusak, menurut KBBI korupsi adalah penyelewengan /penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. atau menurut pengertian saya sendiri korupsi adalah sutu tinda kejahatan yang bersifat merusak dan merugikan orang lain guna untuk memenuhi kebutuhan nya sendiri atau orang yang dikenal. Dalam Bahasa Arab dikenal adanya istilah "Risywah" yang menurut kamus Arab-Indonesia memiliki arti sama dengan korupsi, risywahsecara terminologi adalah suatupemberian yang diberikan pada orang lain guna untuk mendapatkan hal yang diinginkan melalui jalan yang tidak diperbolehkan.
     Kita sebagai umat muslim yang menganut ajaran monoteisme atau mengesakan satu tuhan yakni Allah SWT yang dibawa oleh junjungan agung kita Nabi Muhammad SAW, sudah sepatutnya kita meng"iya" kan larangan dan perintah dari Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-baqarah ayat 188 "dan janganlah kamu makan harta diantara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagia harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui". Dari ayat diatas minimal kita bisa menangkap 2 pelajaran, sudah jelas bahwa Allah SWT telah mengingatkan kepada kita bahwasanya sebagai hamba kita jangan sampai memakan/mencari uang dengan cara yang bathil/salah, yang kedua yakni jangan sampai kita melakukan praktek suap menyuap. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda yang ertulis dalam kitab Shohih Muslim karangn Imam Muslim RA bahwasannya Nabi Muhammad melaknat orang-orang yang melakukan tindakan risywah atau disebut suap menyuap/korups.
Jika melihat hadits yang pernah diriwayatkan Imam Muslim diatas yakni laknatnya Rasulullah kepada orang yang melakukan orupsi, masihkah kita masih mau menjalankan praktek-praktek kotor tersebut, jika Rasul saja sudah melaknat praktek korupsi lantas kita sebagai umatnya akan mengharap syafa'at/pertolongan kepada siapa kelak di hari kiamat. Â
      Perlu kita ketahui bersama menurut hadits Rasulullah SAW bahwasannya "biang" kesalahan manusia dalam hidup manusia salah satunya adalah tamak, yang dimaksud tamak dalam hal ini adalah keserakahan/keinginan lebih dari yang dimiliki dalam urusan duniawi. Sebenarnya allah SWT telah menganugerahi keinginan untuk menjadi lebih, hanya saja perlu diingat bahwa allah juga memberkahi kita dengan batasan-batasan yang rasional agar kita tidak melakukukan hal-hal yang berlebihan dan imbasnya akan merugikan orang lain. Dari penerjemahan saya diatas, saya menggunakan kata "biang" yang menurut KBBI biang berarti Asal mula, menurut saya tidak menutup kemungkinan bahwa "biang" biang kesalahan yang ada pada diri seseorang akan berkembang biak menjadi bentuk-bentuk kesalahan yang lain, sejalan dengan itu jadi bisa disimpulkan bahwa seseorang yang sudah memiliki sifat tamak berkemungkinan dia akan melakukakan cara apapun untuk memenuhi hasrat yang bersifat duniawi.
      Sebagai penutup sedikit saya berbagi, ada pepatah yang mengatakan "tidak akan bertambah rizki orang-orang yang tamak", pepatah tersebut mengingatkan pada kita sangat pentingnya kita memiliki sikap bersyukur terhadap pemberian Allah kepada kita, jika kita bersyukur maka Allah akan menambahkan nikmatnya dan apabila kita ingkar ketahuilah sesungguhnya siksa allah sangatlah pedih, begitulah pemahaman saya terhadap janji allah yang tertulis dalam QS Ibrahim ayat 7.
      Sekian tulisan ini saya buat jika ada kata-kata yang tidak berkenan saya memohon maaf sebesar-besarnya dan saya sebagai penulis menyadari bahwasannya tulisan ini jauh dari kata sempurna, terima kasih kepada para pembaca yang telah meluangkan waktu untuk membaca coretan saya. Terima Kasih.  Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H