Mohon tunggu...
Politik Artikel Utama

Krisis Nasionalisme Bangsa Indonesia

16 April 2015   11:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:02 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14291582911363639370

[caption id="attachment_378644" align="aligncenter" width="429" caption="sumber--httpwwwtub.jpg"][/caption]

Menjelang peringatan hari ulang tahun ProklamasiKemerdekaan Indonesiayang ke 70 tahun , Bangsa Indonesia masih saja sedang dilanda krisis nasionalisme, padahal dengan nasionalisme dapat menyatukan berbagai perbedaan yang ada di negara Indonesia ini, seperti kita ketahui bahwa negara Indonesia sangat beraneka budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. sehingga sangat mungkin terjadi gesekan-gesekan yang mungkin akan menimbulkan konflik , tetapi kembali lagi kita harus membaca semboyan negara negara kita yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya “Berbeda-beda tetapi tetap satu”, dengan adanya semboyan tersebut seharusnya bersatu meskipun banyak perbedaan yang ada di Indonesia..

Seiringperkembangan zamanyang semakin moderndi eraglobalisasi inimengakibatkan banyak masuknya budaya asing yang masuk ke Indonesia, sehingga budaya asing yang cenderung bebas ditiru oleh masyarakat kita, selain itu perilaku moral akibat masuknya pengaruh globalisasi sangat berdampak buruk bagi masyarakat seperti pergaulan yang bebas,meniru budaya luar yang tidak pantas diterapkan di negara Indonesia dan lainya.

Berikut ini merupakan sebagian kecil dari contoh memudarnya nasionalisme bangsa Indonesia :

1.Lebih tertarik produk import daripada produk dalam negeri. Padahal produk dalam negeri sebenarnya kualitasnya lebih baik dari pada produk import.

2.Sering menggunakan bahasa asing dalam berkomunikasi baik itu di kantor, sekolah, universitas, rumah maupun di dalam kehidupan bermasyarakat .

3.Tidak mengerti arti setiap kita upacara bendera , seperti kita ketahui bahwa kebanyakan masyarakat sekarang mungkin akan malas apabila diadakan upacara, padahal upacara merupakan wujud menghargai para pahlawan yang telah merebut kemerdekaan dari para penjajah.

4.Lebih senang menoton film luarnegeri, pemuda sekarang khususnya lebih senang menoton film luar negeri seperti film Hollywod, Bollywood, drama Korea, dll daripada film Indonesia .

5.Lebih senang makananyang berasal dari luar negeri seperti Hot Dog, Pizza daripada makanan Indonesia, padahal makanan Indonesia sangat beraneka ragam sepertiRendang Padang, Lumpia Semarang, Gudeg Jogja dan lainya

6.Lebih suka musikluar negeri daripada musik Indonesia danlagu-lagu daerah Indonesia

7.Tidak memasang Bendera Merah Putih pada saat Bulan Agustus Yang merupakan bulan kemerdekan bangsa Indonesia

8. Peringatan hari besar-besar seperti hari Pahlawan hari kebangkitan Nasional, hari Sumpah Pemuda , hari lahirnya Pancasila hanya seremonial saja, tanpa mengetahui makna dari peringatan tersebut.

Nasionalisme mungkin akan tumbuh jika ada faktor pendukung , mungkin masih ingat di benak kita saat final Piala AFF 2010 dan Final sepakbola Sea-Games 2011 di Stadion Gelora Bung Karno,saat itu Timnas Indonesia berhadapan melawan Malaysia , hampir 100 ribu masyarakat indonesia menyaksikan langsung pertandingantersebut meskipun saat itu tidak juara namun rasa nasionalisme itu sangat terasa pada saat menonton pertandingan bola tersbut. Selain itupada saat Tarian Reog Ponorogo, Lagu Rasa Sayange diklaim Malaysia , pada saat itu pula Masyarakat Indonesia dengan sendirinya rasa Nasionalisme muncul dengan memprotes Malaysia yang telah Men Dan saat peryataan Perdana MenteriAutralia yang mengungkit bantuan tsunami agar dua warga negaranya yang menjadi terpidana kasus narkotika tidak dieksekusi mati, lalu masyarakat mengumpulkan aksi untuk mengumpulkan koin mengembalikan bantuan pemerintah Australia dalam bencana tsunami Aceh 2004 silam.

Itu adalah sebagian kecil dari Masih Adanya Rasa Nasionalisme Masyarakat Indonesia, Diharapkan rasa Nasionalisme tidak hanya saat adanya faktor pendorong saja, tetapi dalam kehidupan sehari-hari pun rasa Nasionalisme harus diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun