Mohon tunggu...
Rizal B Kurniawan
Rizal B Kurniawan Mohon Tunggu... -

Tak pernah berhenti untuk selalu belajar menjadi pribadi yang sabar & ikhlas :)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Amarah Hanya Bersifat Sementara

21 Januari 2012   01:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:37 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock


Disaat kita sedang marah, disaat kita sedang membenci, disaat kita merasa dengki, kita sangat ingin untuk melampiaskan sesuatu yang benama emosi kemarahan. Bentuk pelampiasan dari emosi itu sangat beragam , mulai dari ingin memukul orang yang membuat kita marah, ingin membanting semua isi rumah, bahkan mungkin ada yang diantara kita ingin membunuh??,,



jika seandainya kita melampiaskan emosi itu dengan cara-cara tadi mungkin akan mendatangkan banyak masalah & akibat-akibat buruk yang akan menimpa kita, maka sangat baik & sangat dianjurkan untuk kita agar tidak melampiaskan emosi kemarahan yang sedang kita rasakan.


Amarah, kebencian atau kedengkian membuat pikiran kita semakin tidak logis, dan membuat kita tidak mampu berfikir secara jernih dan positif. Jika Amarah sudah benar-benar mengusai pikiran kita maka apapun tindakan yang kita lakukan akan berakibat tidak baik bagi diri kita maupun orang lain yang akhirnya hanya menimbulkan penyesalan. Namun bukan tidak mungkin amarah itu dapat dikendalikan, dengan keikhlasan & kesabaran serta pemikiran yang jauh kedepan akan membuat emosi kemarahan itu tidak akan mampu menguasai pikiran kita.


Kita harus selalu brfikir secara jernih, dengan melihat apa akibat yang ditimbulkan jika kita melampiaskan kemarahan kita. Menahan diri untuk diam sejenak dan berfikir secara logis serta selalu berusaha mengikhlaskan dan menyabarkan hati adalah salah satu cara yang baik untuk menahan amarah.


Amarah hanya bersifat sementara tidak selamanya, maka sabar & ikhlaslah untuk menerima sesuatu yang membuat kita marah, Ingatlah Tuhan yang selalu menyanyangi kita walaupun kita sering melupakanNya dan melakukan perbuatan yang dilarang olehNya. Maka kita juga harus tetap menyanyangi sesama kita walaupun mereka telah menyakiti hati kita, karena itulah sifat Tuhan yang penuh kasih sayang, dan kita pun harus saling menyanyangi sesama dengan penuh kesabaran & keikhlasan.


Semoga sabar & ikhlas selalu ada di hati kita.
Semarang, 27 Juni 2011
14.56 WIB
By.
Rizal B Kurniawan
Link : http://rizalbkurniawan.blogspot.com/2011/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun