Mohon tunggu...
Rizal Bagus Permana S.Ds.
Rizal Bagus Permana S.Ds. Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Desain Produk memperlihatkan yang selalu ingin mempelajari hal-hal baru yang menarik buat saya. Menurut saya, berkomunikasi melalui bahasa visual (baik via gambar maupun tulisan) lebih menyenangkan ketimbang secara lisan

Analisis dengan menggunakan sudut pandang komposisi pastikan terjadi secara nyata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sunan Ampel Cosplayer Film Capten Amerika

13 Januari 2021   00:10 Diperbarui: 3 Maret 2021   05:37 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah Sunan Ampel

Nama aslinya adalah Ali Rahmatullah atau biasa dikenal sebagai Raden Rahmat. Beliau lahir di Campa (Kamboja) pada tahun 1401. Ayah beliau bernama Ibrahim Al-Ghozi bin Jamaluddin Husen dan Ibunya Dewi Candrawulan. Pada usia remaja, beliau dan kakaknya yang bernama Ali Murtadlo dan saudara sepupunya berlayar dari Kamboja ke arah selatan sampai akhirnya tiba di Palembang.

Dari Palembang rombongan Raden Rahmat menemui Arya Damar, seorang Adipati Kerajaan Majapahit yang berkedudukan di Palembang. Kepada Arya Damar, Raden Rahmat menjelaskan banyak tentang Islam dan akhirnya Arya Damar masuk islam kemudian namanya diubah menjadi Aryadillah atau Abdillah. 

Kemudian Raden Rahmat melanjutkan pelayarannya sampai ke Pelabuhan Tuban, disana rombongan Raden Rahmat di sambut oleh Syah Badar dan diantarkannya beliau ke Pemerintahan Majapahit, sesampainya di Istana mereka diterima dengan baik dan diberi kepercayaan untuk membantu pelaksanaan pembangunan mental rakyat Majapahit. Beberapa waktu kemudian Raden Rahmat meminta sebidang tanah kepada Aria Sena Adipati Terung, dan diberinya Raden Rahmat sebidang tanah di Ampel. 

Dalam keberangkatannya ke Ampel, Raden Rahmat bersinggah di suatu tempat yang dikabarkan sebagai tanah angker. Sehingga tidak ada seorangpun yang bertempat tinggal ditempat itu. Hanya Kumbang penghisap kembang berwarna kuning yang berani beterbangan di tempat itu. Di tempat inilah Raden Rahmat mendirikan Masjid bernama Masjid Rahmat sesuai dengan nama Raden Rahmat yang mendirikan Masjid tersebut, di Kembang Kuning Surabaya (karena keadaan waktu itu banyak ditumbuhi kembang yg berwarna Kuning). Dan kemudian Masjid tersebut diserahkan kepada Ki Wiryosarojo.

Di Ampel inilah Raden Rahmat mendirikan Masjid dan Pesantren. Banyak pengikutnya yang bertempat tinggal di asrama yg beliau bangun. Karena mendirikan Masjid dan asrama di Ampel, mulailah masyarakat memanggilnya Sunan Ampel.

Kisah Capten Amerika

Film ini berlatar tahun 1942, saat Perang Dunia II masih berkecamuk, ketika Amerika berhadapan dengan Nazi. Terdorong keinginan untuk mengabdi, para pemuda Amerika mendaftar untuk menjadi tentara, termasuk Steve Rogers (Chris Evans), pria kurus dan pendek. Ketentuan bahwa tentara harus kuat, tinggi dan berotot merupakan hambatan besar untuk Rogers. Sialnya, dia lima kali ditolak. Rogers tidak menyerah, dia mencoba dan terus mencoba. Melihat tekad dan hati yang baik dari Rogers, Dr. Erskine (Stanley Tucci) membantunya untuk bisa diterima. 

Penerimaan Rogers bukan semata-mata karena dia akan dijadikan sebagai tentara pada umumnya, namun Rogers akan dijadikan percobaan pada sebuah eksperimen. Eksperimen yang disebut Project Rebirth berusaha meningkatkan kemampuan dan kekuatan tentara menjadi berlipat-lipat. Caranya dengan menyuntikkan sebuah serum buatan Dr. Erskine sebagai pimpinan eksperimen. Hasilnya menakjubkan, Rogers menjadi orang yang tinggi, kuat dan berotot.

Walaupun eksperimen tersebut dirahasiakan, namun pihak Nazi mengetahuinya. Hydra, semacam divisi khusus militer Nazi yang tugasnya mirip dengan Dr. Erskin juga melakukan percobaan serupa. Eksperimen pimpinan Johann Schmidt (Hugo Weaving) juga berhasil, orang yang dia suntik menjadi kuat berlipat-lipat. Namun ada satu kekurangan dari eksperimen Hydra, walaupun berubah menjadi lebih kuat, tapi tentara yang menjadi eksperimen berubah wujud seperti monster berwarna merah, termasuk Schmidt. Membandingkan hasil yang berbeda, Schmidt berniat mencuri serum yang dibuat oleh Dr. Erskin.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun