Sejarah oleh sebagian orang diartikan suatu kegiatan yang akab terulang kembali. Dan saat ini Inter seakan kembali mengulang sejarah kelam di dasawarsa 90 hingga 2004. Masimo Moratti Presiden Inter untuk semua Interisti dan para pemain Inter mengenal sosok Moratti sebagai persiden klub yang baik hati.
Tetapi sisi gelap dari Mosisimo Moratti waktu itu terkenal dengan presiden klub yang hobi mengganti pelatih. Bianchi, Suarez, Hodson, Simioni, Lippi, Lucescu, Cuper merupakan nama-nama pelatih selama di pimpin oleh Moratti di masa tersebut.
Pelatih dimasa Moratti di masa kelam tersebut paling lama bertahan selama 2 tahun penuh seperti yang terjadi oleh Hector Raul Cuper datang ke Inter berstatus Mr Runer Up karena prestasinya yang membawa Valencia nyaris juara di setiap kompetisi. Cuper di pecat Moratti setelah nyaris membawa Inter scudetto ke 14 kali di Musim 2001 – 2002.
Bahkan Moratti tidak segan memecat pelatih yang membawa Inter meraih title lihat saja kejadian pada Luigi Simioni pelatih yang sukses memberi gelar Piala UEFA untuk ke tiga kalinya di pecat oleh beliau. Marcelo Lippi pelatih sukses dari Juventus hanya bisa bertahan semusim di Inter.
Bagaiamana dengan transfer pemain ?Moratti juga mempunyai kebiasaan membeli banyak pemain pada dasawarsa tersebut baik pemain asing maupun pemain Italia. Carlos, Zanetti, Zamoranno, Winter, West, Sousa, Ze Elias, Milanese, Galante, Paganin, Carini, Frey, Dabo, Silvestre, Keane, Djorkaef, Blanc, Brenchet, Geogartos, Simione, Adriano, Ronaldo, Gresko, Dalmat, Pirlo, Ventola, Vieri, Recoba adalah sedikit nama pemain yang berlabuh di Inter.
Pada masa tersebut Inter lebih dikenal sebagai klub pembunuh karier pemain khususnya pemain muda, Moratti tidak segan merogoh kocek dalam-dalam untuk pemain yang disukai dan dianggap prospek seperti Pirlo, Keane, Silvestre, Frey, adalah nama-nama pemain yang yang tidak bersinar tetapi menjadi juara di klub lain Pirlo di AC Milan dan Silvestre di Man United.Selain itu Moratti juga dikenal dengan blunder pembelian dan penjualan pemain seperti Roberto Carlos yang dijual ke Madrid dan akhirnya menjadi bek kiri terhebat yang dimiliki Brazil. Pembelian Carini kiper asal Uruguay yang di gadang-gadangkan menjadi pemain handal tetapi banyak yang tidak mengenal kiper asal Uruguay tersebut.
De javu Inter
Inter seakan memasuki masa DE JAVU, masa-masa suram kembali ke Inter. Gejala de Javu di tumbuh Inter kembali terlihat pasca kepindahan Mourinho ke Real Madrid di musim 2010-2011. Rafael Benitez yang di tunjuk untuk menggantikan Mourinho gagal memberikan kesan kepada Moratti walau Benitez mampu memberikan 2 gelar untuk Inter Super Coppa dan Piala Dunia antar club tidak cukup bagi beliau tidak untuk dipecat.
Pergantian pelatih di tengah musim kembali terjadi Leonardo yang notabene ex Milan di tunjuk untuk menjadi suksesor Benitez. Tetapi sayang di akhir musim Leonardo mengundurkan diri dan hijrah ke PSG sebagai direktur teknik. Dan Inter saat ini di latih oleh Mr Gasperini, jika di lihat dari 2 tahun belakangan ini Inter seakan kembali ke masa lalu.
Bagaimana dengan pemain ? saat ini untuk musim 2011-2012 Inter lebih banyak kedatangan pemain muda Castagnios, Alvarez, Countinho, Nagatomo, Jonathan, Poli, Kucka, Viviano dan paling anyar Forlan. Dari nama-nama yang di rekruit mungkin hanya Nagatomo, Forlan, dan Viviano yang paling sering terdengar oleh pencinta bola.
Pemain yang di transfer mungkin bisa dikatakan pemain kelas dua di kompetisi negaranya, Alvarez kurang terkenal bila di bandingan dengan Lamela – rekrutan AS Roma, bahkan selama di Valez, Alvarez lebih sering diturunkan sebagai pemain pengganti. Di Belanda Castaignos kurang terkenal bila dibandingkan dengan Ibrahim Afflay.
Bila memperhatikan pertandingan pre season Inter kali ini banyak catat minus yang didapat Mr Gasperini, kekalahan 2-3 dari Chievo di pertandingan persahabatan malam minggu lalu mungkin akan menjadi sebuah keraguan di Moratti. Bila diawal musim hasil negatif didapat pemecatan bisa saja terjadidan Moratti bukan orang yang segan untuk melakukan itu.Apalagi saat ini Moratti melakukan intervensi terhadap kebijakan Gasperini dengan mengeluarkan stament kepada Media perihal pencadangan Pazzini
Dan akhirnya De Javu, sebagai Interisti seperti harus siap berjiwa besar pada musim ini, semoga Inter tidak terjebak di masa lalu dan berprestasi.
Forza Inter
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H