sesak dada ini
benar-benar sesak dada ini
setelah kubaca catatan harian bersama ini tiga kali
dengan hati, dengan hati-hati
seperti sepuluh tangan telah menampar aku berkali-kali
perih...sungguh perih
tapi entah senyumku hanya mampu mengembang dengan rapi
setiap kali tamparan keras itu bersentuhan dengan pipi
jurus, mantra atau jampi-jampi apa yang telah digunakan dalam catatan penuh sihir ini
seakan-akan membangunkan aku dari mati suri
mimpi hidup dalam alam yang kubangun sendiri
kerajaan paling sempurna, kerajaan yang tidak pernah kalah
aku mengatur sesenggukan dengan not-not yang sudah tak lagi beraturan
aku hanya ingin suara tangisku tak didengar orang
walau beberapa pasang mata sudah menatapku setengah bingung
karena sedihku tak kunjung turun menurun
tidak pernah kukenali siapa yang menyimpan catatan ini
karena dari sampulnya hanya bertuliskan catatan persahabatan kami
aku, waria, mantan pecandu merindu Tuhan
mungkinkah ketinggalan atau memang sang pemilik meninggalkannya untuk pelajaran
aku memperbaiki kerudung panjang yang sudah lima tahun menjadi sahabatku
sahabat yang tidak pernah mengingatkan aku tentang pentingnya bersifat malu
aku hanya dipenuhi dengan kebanggaan karena dia sahabatku
yang menutup auratku, tidak lebih dari itu
aku membenci keakuanku
ketika dulu kupilih sahabat yang harus sama seperti aku
saat aku memberi aturan yang jadi sahabatku harus punya nilai lebih dari aku
tidak mau peduli dengan mereka yang tidak punya ilmu
dan najis jika harus bersahabat dengan homo, waria, perlacur apalagi mantan pecandu
sadarku menatapku
mencemooh kesombonganku
menyumpahi sok suciku
melaknati keberadaanku
ampunku berlutut
maafku bersujud
maluku berkata
sadarku berbicara
sahabat bukan hanya kepentingan
sahabat bukan karena aku bisa dapat keuntungan
tapi sahabat adalah berbagi
dan sahaabt adalah pengingat jika kelalaian menyelimuti diri