Mohon tunggu...
Rizal Azmi
Rizal Azmi Mohon Tunggu... Guru - Sekretaris Yayasan Annida Qolbu & Tenaga Pendidik

Menulis buku Fiksi dan non fiksi Memasak Membaca Novel

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Memaafkan

28 November 2023   07:00 Diperbarui: 28 November 2023   07:18 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Hidup ini tidak lepas dari yang namanya kesalah. Besar atau kecil kesalahan itu tetap bernama kesalahan. Karena kita bukan nabi yang hidup dengan sempurna. Terkadang kita bercanda dengan kelewatan yang membuat hati teman kita terluka, mendorong dia sampai terjatuh dan banyak lagi perbuatan-perbuatan yang kita anggap sepele tetapi besar bagi orang lain.

Hidup ini pilihan, memilih diantara dua jalan yang berseberangan. Diantara manusia ada yang memiliki sifat pendendam, suka memendam permasalahan didalam hatinya, membesar-besarkan permasalahan. Dia tak terima dengan kejadian ini, tidak mampu untuk memaafkan. Semua alasan yang dijelaskan tidak ada yang diterimanya, dalam hatinya pintu maaf tertutup rapat.

Sifat buruk ini sebenarnya menyiksa diri kita sendiri. Kita membuat dada ini merasa penuh isinya. Ketika melihatnya, emosi kita naik, ingin rasanya membunuhnya, memutilasinya, mencincang tubuhnya seperti ayam yang dipotong-potong situkang ayam dipasar. Betapa jahatnya sifat ini, ia telah membakar jembatan yang kukuh secara berlahan. Jembatan yang menghubungkan kita kedia. Jembatan yang antara kita dan dirinya sama-sama membutuhkan untuk melewati rintangan kehidupan ini. Tapi ia telah memutusnya dengan cara membakar.

Begitu juga dengan saudaraku yang satu ini. Dia telah lama tersesat didunia prostitusi, sebuah pekerjaan yang memcoreng harga diri dan nama baik keluarga. Merusak tatanan moral kehidupan rumah tangga orang lain, merampas hak istri yang sah dan anak-anaknya, bergemelut dengan kemunafikan, siang dan malam berganti-ganti lelaki yang tidak ada kejelasannya tentang riwayatnya. Hanya mengetahui dari sebuah kartu identitas.

Memaafkan itu sangatlah indah, meskipun berat dilakukan. Masalahnya, jika kita biarkan mereka, menolak permohonan maaf mereka. Jangan salahkan mereka akan kembali kedunia mereka, dunia yang bisa saja membawa keluarga kita ikut terseret lebih dalam lagi.

Ketika kita memaafkan kesalahan mereka, menggandeng tangan mereka berjalan bersama, mendukung niat mereka untuk berubah. Tidak dapat diragukan lagi, ia tak tega mengganggu keluarga kita. Ia akan segan dengan kebaikan-kebaikan kita.

Maka kerelaan dirimu memaafkan mereka dan melupakan masa lalunya yang kelam akan membuat dampak positif bagi dirinya dan keluarganya serta masyarakat luas.

Saudaraku! Renungkanlah kisah nyata ini. Beberapa hari terakhir ini dunia dibuat heboh oleh warga amerika serikat. Dalam akun instagram yang diunggah oleh media dakwah sosmed dan disebuah youtobe menceritakan seorang ayah yang memaafkan seorang penjahat yang membunuh anak kandungnya sendiri. Seorang ayah yang bernama Dr. Abdul Munim Sombat Jitmound dan beragama muslim, munim tidak marah bahkan memeluk sipembunuh anak itu dengan ikhlas dan penuh kasih sayang disaat persidangan telah usai.

Pemandangan yang langka, bahkan disebuah Negara yang sering mencap muslim sebagai terores kini telah mencatatkan sejarah baru akan indahnya iman yang berdasarkan landasan agama. Pemandangan yang membuat siapapun yang ada disana meneteskan air mata, takjub dan rasa tidak percaya kejadian ini. Sekali lagi saudaraku, kejadian ini benar terjadi dan di terjadi tepat pada tanggal 09 November 2017 dipengandilan Kentucky Amerika Serikat  sebuah Negara yang sering menindas umat muslim dengan pandangan sebelah mata.

Munim memaafkan pembunuh putranya yang bernama Salahuddin Jitmound yang tewas pada tanggal 19 April 2015 yang lalu dalam peristiwa perampokan yang sangat kejam. Salahuddin yang bekerja sebagai pengantar pizza, mengalami nasib buruk saat mengantarkan pizza ke daerah di Lexington, Kentucky Amerika Serikat. Ditengah jalan ia dirampok oleh 3 orang pria, salah satunya bernama Trey Relford berusia 24 tahun. Relford dengan bengisnya menusuk tubuh salahuddin bertubi-tubi hingga tewas ditempat kejadian.

Saat dipersidangan, saat hakim memberikan kesempatan munim berbicara dan mengeluarkan seluruh perasaannya kepada tertakwa. Dengan kata-kata lembut ia mengatakan aku memaafkanmu. Bahkan munim pun memanggil sipembunuh dengan sebutan annakku, bukan pembunuh, bukan pula penjahat atau malaikat pencabut nyawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun