IGJEPARA.COM, Jepara- Kepiawaian masyarakat Jepara dalam menciptakan seni kerajinan ukir dapat dilihat dari raga bentuk ukiran motif tradisional Jepara yang berbentuk tanpa dasar atau tembus.
Ukiran jenis ini (-motif tradisional Jepara) sering dikenal dengan sebutan ukiran Kerawangan atau ukiran dasar tembus.
Kerajinan relief ukir adalah salah satu contohnya. Ukiran relief merupakan salah satu bentuk ukiran yang cukup sulit proses pembuatannya. Karena memiliki bentuk yang kecil dan dibutuhkan ketelitian pada proses pembuatannya.
“ Sedikit saja kesalahan dalam pembuatannya maka akan berakibat pada rusak atau patahnya ukiran yang dipahat dari barang tersebut “, Dikutip dari Buku Indikasi Geografis Mebel Ukir Jepara.
Tingkat kesulitan pembuatan ukiran ini tentunya sudah di prediksikan oleh manusia yang cukup terampil dalam mengukir kayu. Masyarakat Jepara telah mengenal dan menjadi bagian dari hidupnya untuk mengukir dengan tingkat kesulitan apapun itu.
Berdasarkan Buku Indikasi Geografis Mebel Ukir Jepara menjelaskan bahwa perajin mebel ukir Jepara bekeja dengan semboyan yang sangat mantap, yakni “ hidup atau mati” dan “maju atau mundur” bersama-sama kayu.
Semboyan diatas merupakan cerminan kesungguhan dan lekatnya sikap profesional para pengrajin dalam menekuni profesi mereka sebagai perajin ukir dari Jepara. Sehingga mampu menghasilkan karya-karya yang berkualitas tinggi.
(IGJEPARA.COM/ May 03, 2011)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H