Mohon tunggu...
Muhammizal Saputra
Muhammizal Saputra Mohon Tunggu... Lainnya - Muh. Rizal saputra (mahasiswa)

muhamad rizal Saputra, bisa di panggi rizal atau putra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Memahami Cara Penerjemahan

1 Januari 2022   21:31 Diperbarui: 1 Januari 2022   21:41 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Assalamualaikum warahmatullahi barakatuh.

Halo sobat muslim...

Tahukah kamu bila memahami makna ayat-ayat Al-quran mampu memberikan ketentraman dan memberikan solusi atas segala permasalahan, Sebagimana Allah berfirman dalam surahnya Shaad ayat 29 bahwa salah satu tujuan diturunkannya Al Quran adalah agar manusia membaca dan berusaha menghayatinya:

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

"ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran."(QS. Shaad : 29)

Pada kitab tafsirnya Syekh An-Nawawi al-Bantani menjelaskan bahwa Al Quran diturunkan agar menjadi petunjuk bagi orang yang mau memahami Al Quran. Terkadang orang bisa memahami maknanya hanya dengan memahami arti teksnya. Meskipun dia tidak memahami dari sisi tinjauan nahwu maupun kaidah bahasa. Namun lebih bagus lagi bila ia memahami kaidah bahasanya.

salah satu cabang ilmu yang membahas cara penerjemahan adalah ilmu tarjamah, penerjemah belajar ilmu tarjamah terlebih dahulu agar mereka mengetahui bagaimana cara proses penerjemahan dari bahasa asli ke bahasa sasaran, selain belajar ilmu tarjamah para penerjemah juga belajar bagaimana kultur budaya, dan tata bahasa yang ada di negara bahsa sasaran. Itu semua bertujuan agar terjemahan tidak terlalu baku dan mudah dipahami. 

Adapun contoh proses penerjemahan sebagai berikut;

Imam Syafi’i berkata “Ibnu Uyainah mengabari kami dari Hisyam, dari Utsman bin Affan R.A dari Rasulullah S.A.W bersabda.

مَن تَوَضَأ وُضُوئِي هَذَا خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِن وَجَههِ وَ يَدِهِ وَ رِجلَيهِ

Jika diartikan secara makna yang ada dikamus saja maka artinya adalah "Siapa orang yang berwudhu seperti wudhuku ini, maka telah keluar dosa-dosanya dari wajahnya, dan tangannya, dan kakinya". memang sudah terlihat bagus namun mashi sangat baku, dan bisa saja pembaca dari bahasa penerima susah memahami maksud dari hadits tersebut. penggunaan makna "Siapa saja yang berwudhu seperti wudhuku ini, niscaya segala dosanya keluar dari wajahnya, kedua tangannya, dan kedua kakinya" lebih efisien. karena 

  1. Kalimat  من توضا  memiliki makna “siapa orang yang berwudhu” penggantian makna "orang" dengan "saja"  pada kalimat ini agar makna lebih efisien karena penggunaan makna kata "Siapa" sudah menyatakan orang, jadi tidak perlu menggunakan makna "orang" lagi pada kalimat ini, dan makna "saja" disini sebagai  penunjuk bahwa kaliat "مَن" bermakna umum bagi kaum muslimin.
  2. Pada kalimat خرجت memiliki makna "Telah keluar" pengurangan kata telah pada kalimat ini sangat efektif untuk mempermudah memahami konteks yang ingin disampaikan pada hadits ini.
  3. Kalimat خطاياه  memiliki makna "dosa-dosa" penggantian arti dari "dosa-dosa"  menjadi "segala dosa"  adalah hal yang tepat untuk mempersingkat dan mempermudah memahami mkana yang ingin disampaikan haidts ini, dan walau artinya diganti arti penggantinya tidak keluar konteks dengan apa yang ingin disampaikan hadits ini.

maka hasil dari proses penerjemahan dari hadits di atas adalah "Siapa saja yang berwudhu seperti wudhuku ini, niscaya segala dosanya keluar dari wajahnya, kedua tangannya, dan kedua kakinya".

Begitulah sobat muslilm, proses penerjemahan dari bahasa asal ke bahasa sasaran, memang tidak mudah, tapi semua itu harus bisa kita tekuni agar dapat memahami makna kandungan ayat-ayat Al-quran, Hadits, maupun perkataan para ulama terdahulu dalam kitab-kitabnya, agar kita menjadi manusia yang berilmu, dan paham akan agama kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun