Klaten, 22 Oktober 2024 -- Sebagai bagian dari upaya mempercepat terwujudnya Kecamatan Pedan sebagai Kecamatan Tangguh Bencana, Pemerintah Kecamatan Pedan menyelenggarakan kegiatan Fasilitasi Percepatan Pencapaian Kecamatan Tangguh Bencana (KENCANA) pada hari Selasa, 22 Oktober 2024 di Rumah Makan Rasba, Trucuk. Acara ini bertujuan untuk memperkuat sinergi dan koordinasi lintas instansi dalam meningkatkan kesiapan menghadapi bencana di Kecamatan Pedan.
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, di antaranya Camat Pedan Didik Sudiarto, S.E., M.Si, Kapolsek Pedan AKP Imam Santoso, Danramil Pedan Kapten Inf. Purwanto, Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Pedan Rasidi, S.IP., M.Si, dan Tri Sukmana, Kasi Trantib Kecamatan Pedan. Selain itu, hadir pula Kalak BPBD Kabupaten Klaten Syahruna, S.H., C.N, Ketua Senkom Mitra Polri Wiyono, Kepala Puskesmas Pedan, Kepala KUA Pedan, dan Korwil Pendidikan Kecamatan Pedan, serta seluruh kepala desa se-Kecamatan Pedan dan Ketua Relawan Independent, FORKOP dan unsur relawan lainnya serta tokoh masyarakat lainnya.
Dalam sambutannya, Camat Pedan Didik Sudiarto menyampaikan bahwa acara ini merupakan bagian dari komitmen untuk mempercepat pencapaian Kecamatan Pedan sebagai wilayah yang tangguh bencana. "Kegiatan ini bertujuan agar kita semua siap dan tanggap dalam menghadapi potensi bencana yang mungkin terjadi," ujar Didik.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Syahruna, memberikan informasi penting terkait prediksi cuaca dari BMKG. Ia mengungkapkan bahwa musim kemarau akan berlanjut hingga Desember 2024, dengan puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Februari 2025. "Untuk mengantisipasi musim hujan dan angin kencang, kami mengajak seluruh relawan di Kecamatan Pedan untuk melakukan pendataan pohon besar, tiang listrik, dan tiang telekomunikasi yang berpotensi roboh, terutama yang berada di pinggir jalan agar segera dipangkas," kata Syahruna.
Syahruna juga menekankan bahwa meskipun Klaten relatif aman dari ancaman tsunami, ada potensi bahaya lain seperti letusan Gunung Merapi dan gempa bumi. Ia menekankan pentingnya mitigasi bencana, terutama memastikan bangunan tahan gempa. "Gempa bumi itu tidak mematikan, yang mematikan adalah bangunan yang roboh dan menimpa manusia. Oleh karena itu, bangunan yang rentan harus segera diperbaiki, dan pembangunan baru harus menggunakan konstruksi tahan gempa," jelasnya.
Dalam paparan lebih lanjut, Syahruna menyoroti pentingnya Desa Tangguh Bencana sebagai kebijakan Kepala BNPB. Di Kabupaten Klaten sendiri, sudah terbentuk 350 Desa Tangguh Bencana, dan diharapkan seluruh desa akan mencapai status ini pada tahun ini. "Kecamatan Tangguh Bencana adalah bagian dari standar pelayanan minimal di bidang kebencanaan, sesuai dengan Permendagri No. 101 Tahun 2018. Saat ini, 26 kecamatan di Klaten sudah mencapai status tersebut," tambahnya.
Acara ini juga menyoroti pentingnya peran relawan dalam penanggulangan bencana. Semua relawan di Kecamatan Pedan, termasuk dari Banser, FORKOP, Senkom, LDII, dan relawan independen, akan disertifikasi oleh BPBD Klaten dan disatukan dalam koordinasi relawan nasional di bawah satu bendera, yaitu Relawan Indonesia.
Syahruna menutup sambutannya dengan mengingatkan bahwa hak-hak relawan meliputi pengakuan resmi, peningkatan kapasitas, dan perlindungan hukum. "Jika ada kendala di lapangan, silakan laporkan kepada kami agar bisa segera ditangani," tutupnya.
Ketua Senkom Mitra Polri Kecamatan Pedan yang turut hadir dalam acara ini menyampaikan apresiasi atas terlaksananya kegiatan KENCANA ini, semoga kegiatan ini bisa menambah kapasitas relawan dalam hal kebencanaan, bisa terwujud kewajiban dan hak-haknya.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan seluruh pemangku kepentingan di Kecamatan Pedan dapat bersinergi untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana di masa depan. (Rizal PM)