Mohon tunggu...
Rizal Putra Milda
Rizal Putra Milda Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Perluas Wawasan Dengan Media

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

DPP LDII: Ideologi Sakti di Tengah Ancaman Modern

1 Oktober 2024   08:51 Diperbarui: 1 Oktober 2024   09:35 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso. Foto: Cak Rull


Jakarta (1/10) -- Ketua Umum DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), KH Chriswanto Santoso, menegaskan pentingnya memperingati Hari Kesaktian Pancasila sebagai momen untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang plural. Menurutnya, Pancasila terbukti menjadi ideologi yang mampu mempersatukan beragam suku, agama, ras, dan golongan di Indonesia.

"Hari Kesaktian Pancasila menunjukkan betapa tepatnya ideologi yang dibangun oleh para pendiri bangsa. Pancasila mampu menampung dan menyatukan perbedaan yang ada di Indonesia. Meskipun ada upaya untuk menggantikan Pancasila dengan ideologi lain, seperti pada peristiwa 30 September, Pancasila tetap tegak, relevan, dan mampu bertahan," ujar Chriswanto.

Ia menekankan bahwa Pancasila berhasil menjadi benteng yang kuat dalam menghadapi ancaman ideologi komunis pada tahun 1965. Menurut Chriswanto, Hari Kesaktian Pancasila mengingatkan bangsa Indonesia akan pentingnya mempertahankan ideologi ini sebagai dasar negara.

Dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila, Chriswanto mengajak seluruh masyarakat untuk terus mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. "Kita harus bersyukur bahwa Pancasila telah menjadi perekat yang menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," tambahnya.

LDII, lanjut Chriswanto, telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya Pancasila. Salah satunya melalui kerja sama dengan lembaga negara, seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), untuk mengadakan program Sekolah Virtual Kebangsaan. Program ini bertujuan menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila dan menjaga keutuhan NKRI.

Chriswanto juga menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam menjaga eksistensi Pancasila. Menurutnya, generasi muda harus memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila agar Indonesia tetap menjadi negara yang harmonis dan adil. "Sosialisasi tentang kebangsaan dan Pancasila harus terus dilakukan agar generasi muda sadar bahwa Pancasila adalah ideologi yang melindungi keberagaman dan keadilan sosial," tambahnya.


DPP LDII: Ideologi Sakti di Tengah Ancaman Modern
Sementara itu, Ketua DPP LDII Singgih Tri Sulistiyono mengungkapkan bahwa Hari Kesaktian Pancasila menjadi pengingat akan kekuatan ideologi ini dalam menghadapi berbagai ancaman terhadap persatuan bangsa. Ia menjelaskan bahwa Pancasila berhasil menggagalkan upaya kudeta Gerakan 30 September (G30S) yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965.

"Pancasila telah menunjukkan 'kesaktiannya' dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk upaya penggantian ideologi pada masa lalu," jelas Singgih. Ia juga menegaskan bahwa Pancasila terbukti mampu bertahan dari berbagai upaya untuk mereduksi atau menggantikannya sejak masa revolusi hingga kudeta 1965.

Singgih menambahkan bahwa Pancasila bukan hanya sebuah ideologi negara, tetapi juga memiliki makna simbolis yang kuat bagi kehidupan masyarakat Indonesia yang plural. "Pancasila adalah payung bagi keberagaman, menjaga harmoni di tengah perbedaan yang ada di Indonesia," ujarnya.

Di tengah ancaman ideologi transnasional yang semakin kuat di era modern, Singgih menekankan pentingnya terus mensosialisasikan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. "Pancasila tetap relevan dan menjadi benteng dari ancaman ideologi asing yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Pendidikan dan keteladanan harus terus ditingkatkan agar masyarakat dapat memaknai dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan baik," tutup Singgih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun