Mohon tunggu...
Rizal Adri
Rizal Adri Mohon Tunggu... Administrasi - Semangat

Hanya ingin menulis dan membaca tulisan orang untuk perkaya informasi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jaga Alam Anak Muda Indarung Buat Lubuk Larangan

15 Februari 2018   08:56 Diperbarui: 15 Februari 2018   09:10 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau ingin alam yang dianugerahkan Tuhan ini terjaga kelestariannya, maka manusia yang hidup diatasnya punya kewajiban dan tangungjawab untuk menjaganya, sikap tidak  mau tahu atau abai dalam menjaga alam sudah saatnya kita hilangkan, beragam bencana dan pencemaran sudah cukup memberi peringatan dari alam agar manusianya adil terhadap alam.

Berangkat dari pemikiran demikian sejumlah anak muda yang tergabung dalam komunitas "Dunsanak Tapian Durau Tapi Aie" Kelurahan Indarung Kota Padang membuat terobosan "Lubuk Larangan" disepanjang Bantaran Sungai Aro dimulai dari Hulunya Jembatan Gantung Rasak Bungo sampai Surau (Mesjid) Tapi Aie (tepi air) agar habitat yang hidup dalam sungai tersebut terjaga dan pada akhirnya rakyat disekitar bantaran sungai akan menikmati alam yang kembali terjaga lingkungannya. 

Sebab telah lama masyarakat merindukan alam yang ramah, melihat ikan yang berenang-renang disungai dengan bebas, warna air yang jernih tidak lumutan, bebas dari sampah dan limbah yang dibuat seperti tanpa dosa. Kesadaran itu harus dibangun bersama jika alam itu dapat dinikmati dan terhindar dari malapetaka alam yang selama ini terus menghantui.

Lubuk Larangan dapat dikatakan merupakan bentuk kearifan lokal dalam menjaga alam, dimana disepanjang sungai tersebut dalam kurun waktu yang ditentukan, masyarakat dilarang untuk menangkap ikan dengan berbagai cara, semua harus saling menjaga dan bertanggungjawab, apabila ada yang melanggar akan dikenakan sanksi adat, termasuk budaya untuk menjaga sungai bebas dari sampah dan limbah, sehingga diharapkan sungai terjaga kelestariannya dan dampaknya tentu sungai bisa menjadi destinasi alternatif dalam berwisata disamping nilai ekonomis lain.

Menurut Syarizal Tojok, tokoh pemuda dan pemrakarsa dari "Lubuk Larangan" diharapkan ikan yang ada disungai dapat berkembang biak secara alami

dan nantinya sejumlah bibit ikan yang cocok hidup disungai akan ditebar, kita ingin mengulai mimpi-mimpi masa kecil dulu lihat ikan disungai yang bebas berenang kesana kemari dan mandi ditepian sungai dengan air yang bersih dan bening, kita ingin mewujudkan mimpi yang hilang itu lagi, dan memabangun kesadaran masyarakat untuk peduli dengan alam agar kita mendapat berkahnya. Semoga kerja baik ini berjalan lancar dan sukses

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun