Akhirnya Freddy Budiman sang gembong narkoba besar harus mengakhiri hidupnya dengan hukuman mati, kematian Freddy yang sempat merubah jalan hidupnya lebih religius dan membuat ia lebih sadar dan tenang menghadapi kematian, ternyata ia seorang Freddy meninggalkan berita yang tidak mengenakkan bagi Institusi penegak hukum terutama Polri dan belakangan juga menyeret-nyeret institusi TNI.
Kalau nyayian Freddy ini benar seperti yang disampaikan ke Ketua Kontras Haris Azhar dan sudah menyebar gosipnya kemana-mana, alangkah memalukan kinerja penegakkeadilan bangsa ini, bagaimana keadilan akan tegak kalau mentalitas penegak hukumnya bobrok seperti cerita Freddy, itu sudah sama seperti maling teriak maling.
Tapi kalau tidak, hanya gosip belaka, wajar pula institusi ini menuntut balik karena pencemaran nama baik. Sebagai informasi awal yang bersifat mentah, baiknya ini di cari fakta kebenarannya, silahkan Polri membuktikan kalau memang benar untuk membantah tuduhan ini sekaligus sarana untuk instrospeksi diri.
Memang ini terlalu sulit untuk membuktikan, sementara Freedy sudah tidak ada lagi, ia hanya meninggalkan secercah warisan masalah bagi penegak hukum yang ternyata untuk dirinya ia tidak mampu berbuat adil, bagaimana ia akan menegakkan keadilan ke yang lain, seperti gundahan Freedy yang prihatin kenapa hukum itu keras dan tegas kepada yang lemah, tapi lemah kalau berhadapan dengan orang kuat dan berduit atau berpengaruh pada bangsa ini.
Biarlah Freedy mati dengan tenang dialam sana, dia tahu bahwa ia bukan orang baik banyak kejahatan besar yang ia lakukan, tapi kayaknya ia tidak terima kalau para penegak hukum negeri ini selalu bergelimang dosa, kalau menghukum orang hukumlah yang seadil-adilnya. Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.....lantas Freddy meninggalkan apa? yang jelas meninggalkan masalah kepada institusi penegak keadilan....
