Mohon tunggu...
Rizal Adri
Rizal Adri Mohon Tunggu... Administrasi - Semangat

Hanya ingin menulis dan membaca tulisan orang untuk perkaya informasi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Makna Tersirat Gelar Doktor Jenderal TNI Moeldoko Bagi Prajurit

16 Januari 2014   13:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:46 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin sepanjang TNI ini berdiri,  ini baru pertama kalinya seorang prajurit TNI aktif  yang sedang menjabat Panglima TNI saat ini, Jenderal TNI Moeldoko disela-sela kesibukannya tugasnya mampu menyelesaikan study doktoralnya dalam disertasi yang berjudul “Kebijakan dan Scenario Planning Pengelolaan Kawasan Perbatasan di Indonesia” (Studi Kasus perbatasan darat di Kalimantan), dengan prediket sangat memuaskan di FISIP UI, di Depok Rabu, 15/1/14.

Kalau kita ambil  sebuah makna tersirat dari gelar Doktor dari orang nomor satu di TNI ini, maka dapatlah kita sampaikan bahwa, tidak selamanya prajurit itu hanya cukup bermodal fisik dan otot yang kuat tapi berotak kosong alias malas mencari wawasan dengan menuntut ilmu lewat bersekolah atau kuliah di perguruan tinggi.

Kesibukan dan tantangan tugas, termasuk juga barangkali kesempatan dan biaya, banyak prajurit yang sebenarnya berpotensi untuk menjadi lebih baik, yang tidak saja hebat dibidang militer tapi juga mumpuni dalam bidang lain. Bukankah ini akan lebih baik prajurit hebat dalam bidangnya tapi juga menguasai bidang-bidang  lain yang sebenarnya kalau dipikir juga membantu tugas pokoknya sebagai prajurit.

Jangan salah,  ketika kita berbicara masalah pertahananan, itu tidak cukup hanya menyiapkan alat tempur dan prajurit. Menyiapkan pertahanan yang kuat berarti kita juga harus membahas hal-hal yang bisa berpengaruh langsung terhadap pertahanan itu sendiri.

Dalam konteks ini, Idiologi, Politik, Ekonomi, Sosial dan budaya, termasuk hankamneg, adalah point-point penting yang memberikan pengaruh terhadap pertahanan suatu bangsa. Dalam mematikan kekuatan dan hasrat berperang musuh, langkah awal dapat merusak sendi-sendi seperti yang kita sebutkan diatas, misalnya ekonominya harus dirusak, politiknya harus dibuat kacau atau budayanya dibuat tidak dicintai dengan berbagai cara dan propaganda dengan memanfaatkan kecanggihan tehnologi informasi.

Kalau sendi-sendi kekuatan bangsa sudah dirusak, kerapuhan bangsa tersebut menunggu jatuhnya dan kalaupun diserang akan mudah dikalahkan dan tidak perlu biaya perang besar karena hanya dapat dilumpuhkan dengan melumpuhkan kekauatan penopang bangsanya.

Artinya dalam hal ini, prajurit yang hebat itu tidak cukup handal hanya dalam bertempur saja, tapi juga handal dalam pemikiran, jadi gelar Doktor bagi Panglima TNI ini, dapat menjadi sinyal bagi prajurit yang lain, jangan berhenti untuk belajar, kalau memang bisa S1, S2 setelah itu S3 seperti Panglima TNI, apa salahnya, sehingga semakin banyak prajurit yang berpotensi, selamat Pak Jenderal, semoga TNI semakin lebih hebat dalam segala hal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun