Mohon tunggu...
Rizal Adri
Rizal Adri Mohon Tunggu... Administrasi - Semangat

Hanya ingin menulis dan membaca tulisan orang untuk perkaya informasi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Wawancara Bambang Wijayanto dengan Media Menambah Polemik?

25 Januari 2015   02:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:26 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Wawancara siang dengan sejumlah awak wartawan dengan Bambang Wijayanto (BW) dirumahnya di Depok yang sempat saya tonton di Kompas TV (24/1), yang menceritakan kronologis tentang prihal penangkapannya oleh Tim Reskrim Polri, agaknya kedepan pasti memunculkan bermacam polemik.

Sebagai seorang yang mengerti hukum, pengetahuannya tentang seluk beluk penangkapan, penyelidikan dan penyidikan tentu tidak perlu diragukan, karena  jauh sebelum di KPK, sebagai Advokad BW pasti banyak bersinggungan dengan masalah ini, maka kalau BW mengatakan ada sejumlah hal yang janggal tentang penangkapannya, seperti alamat surat yang berbeda, cara perlakuan yang sedikit tidak manusia, kemudian masalah pasal yang disangkakan juga tidak jelas, tentu pernyataan BW yang diliput semua media ini, Polri harus siap memberikan konfirmasi penjelasan seperti yang disampaikan BW.

Amat disayangkan kalau seandainya, apa yang disampaikan BW ini mengandung kebenaran dan persepsi negatif yang terus berkembang Polri dianggap tidak profesional dalam melaksanakan tugasnya, bagi pihak lain diluar Polri alasan ini sedikitnya bisa membuka kesempatan untuk mempersoalkan masalah ini baik secara hukum atau tidak profesionalnya Polri dalam menjalankan tugas.

Kita sama-sama tidak menginginkan kedua institusi ini, saling jegal atau saling menjelekkan,  walaupun peluang itu bisa dilakukakan, hanya saja kurang eloklah kalau yang dilihat itu adalah melulu konfliknya, bukan sebuah kerjasama sinergis dalam menumpas korupsi yang sudah dalam level akut. Sebaiknya saling koreksi dan jangan mempersulit proses hukum yang tengan berjalan, kita beryakinan KPK tentu tidak sembarangan orang dalam menentukan tersangka, persoalan kalau lembaga penegak hukum yang menjadi pelakunya, nah disitulah masalahnya, maka betul kata pepatah melayu "jangan pagar makan tanaman", ini lah jadinya seharusnya jadi tuntunan tapi sekarang malah jadi tontonan, kita tunggu saja siapa yang salah dan yang benar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun