Mohon tunggu...
Rizal Dhiya Ulhaq
Rizal Dhiya Ulhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Tertarik dengan aeromodelling dan EBT

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menilik Nilai Oktan BBM

12 Desember 2022   09:54 Diperbarui: 12 Desember 2022   11:05 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Nilai oktan merupakan salah satu hal yang patut untuk diamati para pengguna kendaraan bermotor. Pengguna kendaraan bermotor tentunya sudah familiar dengan berbagai macam jenis bahan bakar yang disediakan di SPBU. Salah satu jenis bahan bakar tersebut adalah bensin. Bensin sendiri dibedakan lagi jenisnya berdasarkan nilai oktan yang terkandung didalamnya. Nilai oktan ini menjadi acuan untuk menentukan bagaimana kualitas dari bahan bakar tersebut.

Nilai oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. Pada mesin bensin, pembakaran terjadi karena inisiasi percikan api yang dihasilkan oleh busi. Namun karena torak pada mesin juga bergerak menekan, maka campuran bahan bakar dan udara didalam mesin juga memiliki kemungkinan untuk terjadi pembakaran sebelum busi sempat membakar campuran tersebut. Dalam kondisi ini bisa terjadi knocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking harus dihindari agar umur pakai mesin lebih panjang dan performa mesin yang lebih maksimal.

Penggunaan bahan bakar bensin dengan nilai oktan yang tinggi tidak secara langsung menyebabkan kendaraan bermotor menjadi lebih irit. Mula-mula nilai oktan tinggi ini akan membuat pembakaran yang terjadi di dalam mesin menjadi lebih sempurna. Dengan tercapainya kondisi yang lebih sempurna ini maka konsumsi bahan bakar kendaraan menjadi lebih hemat jika dibandingkan saat menggunakan bensin dengan nilai oktan lebih rendah.

Walaupun demikian, pengguna kendaraan bermotor alangkah baiknya tidak serta merta memilih bahan bakar bensin dengan nilai oktan yang lebih tinggi dari yang biasa digunakan. Tetapi juga menyesuaikan nilai rasio kompresi mesin kendaraan bermotor yang digunakan. Kendaraan bermotor dengan nilai rasio kompresi rendah apabila dipaksa menggunakan bensin dengan oktan tinggi juga tidak bagus. Hal ini berkaitan dengan knocking yang sudah dibahas sebelumnya. 

Apabila rasio kompresi tinggi namun diberi bahan bakar dengan nilai oktan yang rendah maka kemungkinan terjadinya knocking akan tinggi. Knocking ini menyebabkan bensin akan terbakar sebelum torak mencapai titik optimum pembakaran. Sehingga mesin akan lebih boros dan performanya tidak maksimal. Selain itu, pemilihan nilai oktan dan rasio kompresi yang tidak sesuai juga bisa menyebabkan terjadinya penimbunan kerak apabila digunakan secara terus menerus.

Dari uraian diatas digambarkan pentingnya penyesuaian antara nilai oktan dengan rasio kompresi kendaraan bermotor. Nilai optimum oktan dengan rasio kompresi kendaraan bermotor bisa disesuaikan dengan manual kendaraan bermotor masing-masing. Jangan sampai salah dalam penggunaan BBM. Standard yang diberikan pabrikan kendaraan bermotor bisa dijadikan pedoman para pengguna kendaraan bermotor agar performa mesin optimum dan umur pakai menjadi lebih awet.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun