Mohon tunggu...
Rizal Hakim
Rizal Hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya seorang penulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Inovasi Mahasiswa Untag Surabaya: Briket Arang dari Arang Sekam Padi dan Teknologi Atasi Bau TPA di Desa Kasimentengah

14 Juli 2024   20:57 Diperbarui: 14 Juli 2024   21:36 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dokumntasi pribadi

KKN Reguler merupakan proses pembelajaran inovatif mahasiswa melalui berbagai kegiatan langsung di tengah-tengah masyarakat, dan mahasiswa berupaya untuk menjadi bagian dari masyarakat serta secara aktif dan kreatif terlibat dalam dinamika yang terjadi di masyarakat sebagai penggerak pembangunan desa Kesimantengah, Pacet -- Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya kembali menunjukkan kontribusi mereka dalam memberikan solusi inovatif bagi masyarakat pedesaan. Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang berlangsung di Desa Kesimantengah, Kecamatan Pacet, Mojokerto, para mahasiswa ini berhasil mengembangkan dua inovasi unggulan: briket arang dari sekam padi dan teknologi pengelolaan sampah organik untuk mengurangi bau di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) desa tersebut.

Sekam padi, yang selama ini dianggap limbah oleh pertanian tak bernilai, diubah oleh para mahasiswa Untag menjadi briket arang yang ramah lingkungan. Proses pembuatan briket arang ini melibatkan pembakaran sekam padi pada suhu tinggi dalam kondisi minim oksigen, sehingga menghasilkan arang yang padat dan memiliki nilai kalori tinggi. Briket arang ini kemudian dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ekonomis.

Tidak hanya berhenti pada inovasi briket arang, mahasiswa Untag juga mengembangkan teknologi alat umtuk pengelolaan sampah organik yang efektif untuk mengatasi masalah bau di TPA Desa Kesimantengah. Teknologi ini memanfaatkan mikroorganisme pengurai yang dipilih secara khusus untuk mempercepat proses dekomposisi sampah organik. Selain itu, para mahasiswa juga melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada warga desa tentang cara-cara pengelolaan sampah yang baik dan benar, mulai dari pemilahan sampah hingga proses pengomposan yang efektif.

Proses Pembakaran Sekam, di Desa Kasimentengah/dokpri
Proses Pembakaran Sekam, di Desa Kasimentengah/dokpri

"Tujuan kami adalah memberikan solusi yang berkelanjutan bagi masalah yang dihadapi oleh masyarakat desa. Dengan memanfaatkan sekam padi menjadi briket arang dan mengimplementasikan teknologi pengelolaan sampah organik, kami berharap dapat meningkatkan kualitas hidup warga Desa Kesimantengah," ujar Wulan salah satu mahasiswa Untag yang terlibat dalam proyek ini.

Proses Pembakaran Sekam, di Desa Kasimentengah/dokpri
Proses Pembakaran Sekam, di Desa Kasimentengah/dokpri

Warga Desa Kesimantengah menyambut baik inisiatif para mahasiswa Untag ini. Mereka merasa terbantu dengan adanya solusi praktis dan efektif untuk mengatasi masalah limbah pertanian dan bau sampah yang selama ini mengganggu.Dengan adanya inovasi briket arang dari sekam padi dan teknologi pengelolaan sampah organik, mahasiswa Untag telah menunjukkan bahwa solusi untuk masalah lingkungan bisa datang dari ide-ide kreatif dan upaya kolaboratif antara dunia akademik dan masyarakat. Proyek ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk menerapkan teknologi serupa dalam mengatasi masalah limbah dan lingkungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun