Oleh: Rizal Falih (No. 5)
Jakarta, 17 Â Juni 2009
Rey menapaki tangga demi tangga menuju halte busway Buncit dengan tergesa-gesa, mendahului beberapa pelajar berseragam SMA dan para calon penumpang lain. Setelah membayar tiket di depan loket dan petugas penjaga memeriksa karcis, ia pun masuk ke dalam halte, menunggu bus yang akan mengantarkannya ketempat dia bekerja, di daerah Setiabudi.
Di dalam halte, sudah sesak dengan calon penumpang, beberapa orang  terlihat asik mendengarkan musik dari headset yang terpasang di telinganya masing-masing, ada juga yang terlihat menahan kantuk, semua punya keinginan  sama, segera mungkin sampai di tempat yang dituju.
Saat  bus yang ditunggu datang, Rey terpaksa harus berdiri, karena tempat duduk di dalam bus sudah penuh terisi, bus pun hanya  melaju pelan, menembus kemacetan di sepanjang jalan Mampang Raya, dari dalam, terlihat banyak pengendara motor yang nekat menerobos masuk kedalam jalur busway.
Bus berhenti di halte berikutnya, beberapa penumpang memaksa masuk ke dalam bus, walaupun didalam sudah penuh sesak, tubuh Rey ikut terdorong, sehingga tanpa sengaja kakinya menginjak penumpang yang ada di sebelahnya.
"Eh maaf mas enggak sengaja," Rey buru-buru meminta maaf.
Pemuda disebelahnya hanya membalas dengan senyuman.
"Penumpang di depan pintu  mendorong-dorong mas, badanku pun ikut terdorong," Rey beralasan.