Mas Hans membaca dengan seksama beberapa lembar kertas dari sekdes desa ditangannya. Berisi daftar nama warga Rangkat yang akan berangkat mudik ke kampung halaman untuk lebaran tahun ini.
- Ningwang D' Kembang =====> Kota Tujuan Malang
- Halim Malik ============> Kota Tujuan Gorontalo
- RT Ibay ===============> Kota Tujuan Manado
- Kang Nugie ============> Kota Tujuan Jakarta
- Miss. Rochma ==========> Kota Tujuan Gresik
- Hm Zwan =============> Kota Tujuan Malang
- Acik =================> Kota Tujuan Wonosobo
- Ki Ade Bodo ===========> Kota Tujuan Bogor
- Uleng ================> Kota Tujuan Makassar
- drg. Dwee =============> Kota Tujuan Tanggerang
- Dorma ===============> Kota Tujuan Bandung
- ...........
dan masih ada nama-nama warga lain.
"Huft....lengkap sudah, sepertinya data ini sudah fiks".
Sebagai Hansip desa yang berdedikasi tinggi Ia memilih untuk tetap tinggal dan menjaga keamanan desa, walau masih ada Pak Kades beserta Mommy, dan warga lain yang memilih berlebaran di sana.
Mendadak ia merasakan ada yang aneh, lalu membaca kembali dengan lebih seksama daftar tersebut sampai di bagian akhir.
"Arrrggghhhh...... ngapain mereka berdua kesana?"
"Dasarrr... ini tidak bisa dibiarkan begitu saja."
Lalu ia mengambil pena di kantong bajunya dan melingkari nama yang ia maksud,
100.    Repotter Rizal Falih & Jingga ===========> Kota Tujuan Bali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H