Mohon tunggu...
Rizal Falih
Rizal Falih Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Ingin belajar membaca dan menulis\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Alamat Palsu di Ultah Rangkat

27 September 2011   09:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:34 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aneh memang fenomena "alamat palsu", biasanya kan orang ngerasa geregetan, marah, kalau udah dikasih alamat tapi palsu. Tapi hal itu tidak berlaku buat mba Dorma, satu-satunya hansip perempuan di kolong jagat raya eh jagat rangkat maksudnya.

Malam itu di pos ronda, mba dorma senyum-senyum sendiri, sesekali jempol tangannya di goyang-goyang, headset terpasang mesra di kedua telinga.

Mas Hans patner abadinya, yang baru dateng dari keliling desa pun di cuekin, padahal di tangannya tergantung bungkusan berisi makanan,  sepertinya selera makan mba Dorma sedang menurun, malah dia semakin asik dengan aksinya. "Ehem... asik bener neh, Dorma" "wahahaaaa... emang asik mas" "apaan sih?, koq dari tadi senyum-senyum  sendiri, goyang-goyang sendiri, kayak orang lagi.. ". "lagi kasmaran ya mas.. mau tau aja " mba Dorma tetep cuek. Mas Hans semakin penasaran, "Dorma apa sih?" "Hehe..ini baru dapet "alamat palsu", dari mas repotter" "alamat palsu???, koq malah seneng, hem... dari repotter lagi" "Iya, lagi dorma hapalin, buat ultah rangkat" "Dorma cukup!!!...klao mau nanya alamat ultah rangkat, cukup tanya ke  mas Hans, jangankan alamat, mengantar Dorma pun aku siap koq" "Ih Mas Hans ini apaan sih.. " Demi menghindari terjadinya perang dunia ke tiga belas, mba Dorma pun menyodorkan headset-nya kepada Mas Hans, sesaat kemudian terdengar alunan merdu "alamat palsu"  Ayu Ting Ting yang lagi digandrungi dan digemari warga rangkat, hem... cinta emang buta, tapi kalau cuma gara-gara "alamat palsu" lantas jadi kalap.. owwwww.. sungguh terlalu. mendingan ikut goyang ah...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun