Mohon tunggu...
Rizal Falih
Rizal Falih Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Ingin belajar membaca dan menulis\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Entahlah ("D") Itu untuk Siapa (ECR-2 #51)

19 April 2011   11:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:38 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1303213884325856109

Repotter masih terpaku di depan meja, kalung dengan liontin "D" masih ada di atas sana. Sifat ragu-ragunya membuatnya berfikir seribu kali untuk mengirimkan kalung itu. Siapakah perempuan yang beruntung itu, Tante Deasy, Dorma, Dewa, Djingga, Dwee, Dewa, D’(baca dek) Uleng, D’ Acik, D' Ning, Dzwan, atau “D” yang lain. Sedang asik melamun, tiba-tiba seorang gadis mungil mengagetkannya.

"Dorr... Om Rizal koq bengong aja, lagi mikirin apa sih?" suara gadis itu membuyarkan lamunannya.

"Yulia jangan suka ngagetin orang ya, bisa jantungan nanti Oomnya".

"Abisnya Oom gak asik, ngelamun terus, lagi mikirin Tante Jutek ya, atau patner om repotter yang baru tante Sowang?

"Sok tau ah kamu anak kecil, jangan sembarangan sebut nama orang, yang jutek itu Tante Deasy terus patnernya om itu Tante Zwan bukan Sowang."

"Hemm... yang lagi jatuh cinta, salah sebut nama aja protes, oh ya ajakin Yulia ke Mall ya Om, shoping terus nonton bete Yulia di rumah terus om."

"Halah ada-ada aja kamu Yulia..mana ada mall di desa ini, apalagi biskop, udah nonton film korea kesukaanmu aja sono."

"Yah Oom bener-bener gak gaul neh, cepek deh.."Repotter hanya geleng-geleng kepala melihat kemenakannya berlalu dari hadapnnya.

*******

Sebulan yang lalu,

"Saya nitip Yulia sama kamu Zal, saya udah was-was dengan pergaulannya" Suara diseberang telepon itu begitu berharap.

"Tapi mas, aku kan masih sendiri, mana bisa aku ngurus anakmu, ngurus diri sendiri aja susah"

"Justru itu kalau ada Yulia kan dia bisa bantu kamu, masak, nyuci apa aja deh, pokoknya mamas percaya sama kamu Yulia gak bakal manja dan salah pergaulan"

"Tapi mas..."

"Ah sudahlah bantu mamasmu kali ini, daripada dia terjerumus dalam pergaulan bebas, besok saya anterin ke rumahmu." Lalu terdengar telepon ditutup di seberang sana.

Begitulah awal kedatangan Yulia, keesokan harinya benar saja, Kakaknya datang bersama Yulia, gadis mungil itu gini terlihat sudah remaja, seingatnya baru beberpa tahun yang lalu dia seringmenggendongnyadan mengelap ingusnya, tapi kini dia sudah berbeda, hanya sifat manjanya itu yang tak pernah berubah.

*******

Sore itu tidak seperti biasanya Yulia sudah berdandan rapi seperti orang yang hendak pergi, sementara di luar terdengar suara motor gede berhenti, seorang pemuda tampan dengan kaca mata khas turun dari atas motor.

Repotter segera membukakan pintu dan tak salah lagi playboy rangkat Lala Sangkak Larantaka, ada apakah gerangan dia kemari.

"Tumben neh Mas Lala sore-sore kemari"

"Ehm..gak di suruh masuk dulu mas"

"Oh ya silahkan masuk mas"

"Ehm..makasih mas, sepertinya enggak perlu, saya nunggu disini aja", busyet tadi nanya gak disuruh masuk, sekarang dia bilang nunggu disini aja, belum hilang rasa herannya, tiba-tiba Yulia sudah berdiri di samping Repotter.

"Om, Yulia pergi dulu ya.." sambil mengulurkan tangan dan mencium tangan Repotter Yulia berpamitan.

"Kalian mau kemana?"

"Ehm..saya pinjam sebentar keponakannya mas, cuma jalan-jalan aja, kasihan Yulia di kurung terus di rumah."

"Owww..ya sudahlah hati-hati dijalan." akhirnya Repotter mengizinkan juga, masih beruntung yang mengajak Lala, biarpun playboy toh dia sahabat karibnya juga.

Baru berapa menit Yulia dan Lala berlalu, munculah gadis ayu, dengan senyum manis dan muka merah merona malu-malu.

"Jadi kita meeting sore ini mas?"

"Oh ya kenapa aku jadi lupa gini ya, jadi Galang, ayo masuk" dasar Repotter pelupa, rupanya  dia ada janji meeting sore ini dengan rekan barunya.

Zwan pun masuk ke studio, matanya tertuju ke atas meja, dilihatnya kalung dengan Liontin "D" disana, tiba-tiba hatinya menjadi galau, seperti ada yang mengaduk-aduk perasaanya, dalam hatinya dia cuma berharap liontin itu berubah menjadi "Z" ah entahlah, hanya Tuhan dan dia yang tahu isi hatinya. Diam-diam Repotter memperhatikan tingkah lakunya, "Ah mungkin inilah saatnya".........

*mau nerusin koq sepertinya terlalu sweet ending yahhhhhh... kurang menantang hahahahahaaa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun