"Sialaaaaan!! Monyeeet! Nyet nyet nyeeet!"
Sambil lompat-lompat satu kaki bagaikan penari balet kesurupan, saya berteriak keras memaki menahan sakit saat kelingking saya tanpa sengaja menendang bagian sudut meja. Seorang ibu datang ke ruangan saya dengan wajah marah lalu berubah geli saat melihat saya berakrobat memegang kelingkin kaki saya sambil memaki-maki kesakitan.
Dalam keadaan normal, Ibu itu akan memarahi saya karena berteriak kasar, tetapi dalam keadaan darurat, makian saya dimaklumi. Bahkan si Ibu bertanya apa yang bisa dia bantu? Saya jawab dengan gelengan. Sebentar juga akan baik.
Kata makian, tentu saja semua tahu tidak sopan untuk dikeluarkan. Orang yang mendengarnya akan merasa marah, tersinggung atau direndahkan. Sejak kecil kita diajari untuk tidak memaki. Sehingga kata makian kita pendam dalam-dalam.
Meskipun demikian terkadang kata makian ini keluar juga.
Tergantung perbendaharaan kata kita, kata makian bisa secara refleks akan keluar saat kita merasa terkejut atau saat emosi kita tergugah dengan kuat, karena satu dan lain hal. Misalnya sangat sedih karena mendadak diputus kekasih hati, emosi marah melihat kebodohan seseorang, terkejut gembira karena ada pesta kejutan atau seperti saya, terkejut karena kesakitan akibat kelingking saya terbentur.
Kata-katanya pun bervariasi, mulai dari hewan-hewan tidak berdosa, monyet, kambing, kutu kupret, anjing, babi. Kotoran manusia atau hewan. Makhluk halus : setan, kuntilanak, wewe gombel. Atau makian khas daerah tertentu, seperti Jancuk, Gombel, Kenlap. Atau yang sekarang trendy menggunakan makian kebarat baratan : S**t, F**k, Goddamnit.
Kata-kata makian ini sebetulnya bisa jadi kata normal jika diletakkan dalam konteks yang benar. Misalnya kita mengatakan : Wah, Anjing itu lucu ya! Saat melihat seekor anjing Husky.
Namun akan berubah menjadi kata makian saat dikaitkan dengan emosi negatif. Misalnya mengatakan : Anjing kau!!! Kepada seseorang yang sudah membuat kita marah.
Bagian otak yang mengatur percakapan sehari-hari ternyata berbeda dengan bagian otak yang mengatur makian refleks kita. Bagian otak yang mengatur percakapan sehari-hari ada di bagian agak luar sebelah kiri frontal cortex kita. Yang kita atur secara sadar.