Mohon tunggu...
Riza Gassner
Riza Gassner Mohon Tunggu... lainnya -

...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Terobosan PDIP & Gerindra

11 April 2012   03:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:46 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1334115437107370002

PDIP & GERINDRA melakukan terobosan dengan memajukan Cawagub DKI, Jokowi dan Ahok dalam Pemilukada DKI. Bagi sebagian orang langkah ini mungkin dinilai cerdas dan berani untuk mendobrak mainstream yang telah berlaku selama ini. Namun, bagi sebagian lain beranggapan, langkah PDIP & GERINDRA ini adalah langkah yang keliwat lancang. Jika pendapat dari kedua sisi itu digabungkan maka, akan didapat rujukan satu kalimat yang bisa dijadikan kesimpulan : Berani tapi lancang! Pasalnya, keberanian PDIP & GERINDRA tidak diikuti pemahaman kultur masyarakat Ibukota yang berbahasa Melayu Rendah yang otomatis masyarakat Ibukota banyak mengadopsi petuah-petuah anak negeri Melayu itu sendiri seperti, "Dimano Bumi dipijak disiko Langit dijunjuang!" Jika harus mencalonkan seorang Walikota mengapa bukan yang berasal dari DKI sendiri atau setidaknya dari BODETABEK. Banyak Walkot di JABODETABEK yang juga berprestasi dan sudah pasti mereka lebih memahami Ibukota sebagai pusat tempat berkumpulnya segala permasalahan Nasional. Pertanyaannya, apa tidak ada lembaga kajian pengembangan Sumber Daya Manusia dari PDIP dan GERINDRA sehingga tak tahu dan tak bisa menemukan satupun Walkot di JABODETABEK yang mumpuni? Jika mereka, para Walkot JABODETABEK tak memiliki kemampuan cukup untuk membangun masyarakatnya maka, JABODETABEK tak akan pernah menjadi seperti sekarang ini, magnet urban! Pertanyaan berikutnya, mengapa PDIP & GERINDRA memilih Cawagubnya Ahok, apa tidak memikirkan, jika menang lalu di kemudian hari terjadi "Apa-apa dengan Jokowi" maka otomatis Ahok menjadi Gubernur DKI. Jakarta yang dahulu pernah menerbitkan Piagam Jakarta sebagai refleksi banyak mayarakat Muslimnya, kok bisa,  dipimpin non Muslim? Apa ini tidak membuat kaum muslim religius kecewa? Memang tidak ada lagikah Muslim yang pantas jadi Cawagub? Pertanyaan berikutnya lagi terlepas dari kemampuan para kandidat, Apa tidak ada non Muslim lain yang pantas dimajukan oleh PDIP & GERINDRA selain dari warga keturunan China agar takmengecewakan kaum Nasionalis, yang tentu saja lebih menghendaki Cawagub asli dari anak-anak negeri walaupun non Muslim! Memang tidak ada lagikah anak-anak non Muslim asli Indonesia yang pantas dimajukan jadi  Cawagub? Paling tidak, PDIP & GERINDRA tidak sekaligus menabrak dua dinding pertahanan Republik ini, yakni kaum Religius dan kaum Nasionalis. Dengan kata lain, Keturunan China boleh saja tetapi hendaknya ia seorang Muslim, artinya kaum Religius tidak dikecewakan. Atau, Non Muslim boleh saja tetapi hendaknya diambil dari masyarakat asli Indonesia, artinya kaum Nasionalis tidak dikecewakan. Baru saja terjadi proses asimilasi dan pembauran atau naturalisasi keturunan etnis China pasca kerusuhan Mei 1998. Rasanya, masyarakat Ibukota baru akan siap menerima pemimpinnya dari Non Muslim Etnis China satu dasawarsa kedepan. Jika main langsung tabrak dua dinding sekaligus, tentu saja sedikitnya akan ada konsekuensinya. Paling tidak, bisa timbul animo negatif dari masyarakat, "Ekonomi telah dikuasai mereka dan Politikpun juga!" Menghindari gejolak dalam masyarakat di Ibukota hendaknya,  lebih dahulu tampilkan keturunan China tetapi ia Muslim, atau boleh juga, tampilkan dahulu Non Muslim tetapi ia asli anak-anak negeri Indonesia. Jika pada satu tahap masyarakat bisa belajar menerima, maka kedepan : Naturalisasi pemimpin masyarakat dapat diteruskan tanpa perlu was-was lagi memandang perbedaan Suku dan Agama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun