Mohon tunggu...
Muhammad RizaFahlefi
Muhammad RizaFahlefi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNS

Lahir di Pekalongan. Hobi menggambar dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Kemajuan AI dan Kemunduran Manusia

16 Desember 2024   09:30 Diperbarui: 16 Desember 2024   09:17 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Tanpa kita sadari, terdapat banyak sekali kemajuan teknologi yang berkembang pesat di sekitar kita. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana teknologi dapat mempengaruhi hidup kita. Mulai dari transaksi yang dapat kita lakukan tanpa bertemu dengan penjual atau pembeli, sampai  AI (Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan) yang dapat menciptakan gambar hanya dengan deskripsi yang kita buat. Ditambah lagi, akses untuk menggunakan alat tersebut sangat mudah, cukup dengan membuka Google di ponsel kita sudah dapat mengakses berbagai alat bantu tersebut. Dengan semua kemajuan tersebut tentunya sangat memudahkan kita dalam mengerjakan sesuatu. Namun, apabila tidak digunakan secara bijak, segala kemudahan yang diberikan AI justru berdampak buruk bagi penggunanya.

Dengan berbagai kemudahan yang diberikan oleh AI, manusia cenderung malas berpikir dan berusha. Sebagai contoh, banyak ditemukan mahasiswa yang langsung mengandalkan AI untuk menyelesaikan tugas akademik tanpa mencoba menganalisis atau mencari jawaban secara mandiri terlebih dahulu. Kebiasaan inilah yang nantinya akan memberikan pengaruh buruk untuk perkembangan siswa tersebut. Jika diteruskan, hal ini akan menghambat kemampuan siswa tersebut untuk berpikir lebih kritis dan berusaha lebih keras. Karena itu ketergantungan terhadap AI ini merupakan masalah serius, terutama bagi kalangan siswa dan mahasiswa. Mereka akan kehilangan esensi dari mencari ilmu itu sendiri. Siswa yang seharusnya belajar agar bisa paham dengan apa yang disampaikan, menjadi malas dan hanya menyalin apa yang dia dapatkan dari jawaban AI. Jika seperti itu, ilmu yang mereka dapatkan tidak berasarkan seberapa paham mereka namun hanya sebatas apa yang mereka dapat dari AI tanpa pemahaman mendalam.

Aktivtias kita sehari-hari memang tak bisa lepas dari teknologi, namun kita perlu bijak dalam menyikapinya sehingga teknologi yang kita gunakan akan bermanfaat bukannya justru membawa dampak buruk. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Stanford University, ditemukan bahwa penggunaan AI secara terus-menerus tanpa diimbangi dengan pemahaman mendalam dapat menurunkan kemampuan kognitif seseorang. Studi tersebut menunjukkan bahwa individu yang terlalu sering mengandalkan AI untuk memecahkan masalah cenderung mengalami penurunan kemampuan untuk berpikir kritis dan kreatif. Selain itu, sebuah laporan dari World Economic Forum pada tahun 2023 menyebutkan bahwa kemajuan teknologi, termasuk AI, dapat menciptakan kesenjangan dalam keterampilan. Mereka yang hanya menjadi pengguna pasif tanpa berusaha memahami teknologi tersebut akan tertinggal dari mereka yang memanfaatkan teknologi secara produktif dan bijak.

Kemunduran manusia akibat ketergantungan pada AI tidak hanya terbatas pada dunia pendidikan. Di dunia kerja, misalnya, karyawan yang terlalu sering bergantung pada AI untuk menyelesaikan tugasnya dapat kehilangan keterampilan dasar yang sebenarnya menjadi nilai penting dalam profesi mereka. Contohnya adalah kemampuan menulis, menganalisis data, atau membuat keputusan strategis. Ketika kemampuan ini menurun, individu menjadi kurang kompetitif di pasar kerja.

Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi kita untuk mendidik generasi muda tentang pentingnya menggunakan teknologi secara bijak. Salah satu solusinya adalah dengan mengintegrasikan literasi teknologi ke dalam kurikulum pendidikan. Literasi teknologi bukan hanya tentang cara menggunakan alat, tetapi juga mencakup pemahaman tentang kapan dan bagaimana menggunakan alat tersebut secara efektif. Selain itu, penting untuk memberikan penekanan pada pengembangan keterampilan kritis dan kreatif yang tidak dapat sepenuhnya digantikan oleh AI.

Kemajuan teknologi, termasuk AI, memang tidak dapat dihindari. Namun, manusia harus tetap memegang kendali dan tidak menjadi budak dari teknologi tersebut. Dengan sikap bijak dan pemahaman yang tepat, AI dapat menjadi alat yang luar biasa untuk membantu manusia berkembang, bukan menjadi penyebab kemunduran. Akhirnya, tanggung jawab ada pada kita semua, baik individu, pendidik, maupun pembuat kebijakan, untuk memastikan bahwa kemajuan AI membawa manfaat maksimal tanpa mengorbankan kualitas manusia itu sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun