Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menjelaskan bahwa ekonomi dunia akan diterjang badai resesi pada 2023 mendatang. Merespon hak tersebut, Pengamat Perbankan, Keuangan, dan Investasi dari UGM, I Wayan Nuka Lantara, Ph.D., menegaskan jika resesi didepan mata pasti terjadi karena dampak konflik peperangan antara Rusia dan Ukraina saat ini.
Hal ini akan berefek bola salju dengan adanya kebijakan pengetatan moneter oleh bank sentral di negara Eropa dan Amerika. Kebijakan yang diambil seperti yang sudah-sudah ialah menaikan suku bunga acuan sehingga efeknya juga berdampak pada bank sentral lainnya.
Nah, bagi kita yang ada di Indonesia pasti juga akan terkena dampak dari resesi. Salah satu hal yang paling dirasakan ialah melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok dan bahan bakar kendaraan.
Resesi memang sesuatu yang mengerikan bagi dunia ekonomi. Untuk itu ada langkah pribadi untuk menanggulangi dampak resesi agar tidak terlalu parah memukul keuangan kita.
Berikut ini cara menghadapi resesi yang perlu kita siapkan dalam menghadapi dampak resesi.
Cara Menghadapi Dampak Resesi
Saat menghadapi resesi global, Anda tak perlu cemas. Pasalnya resesi tidak berjalan selama-lamanya.Â
Menurut Kepala Pasar dan Pakar Keuangan, Lindsey Bell, rerata resesi berjalan 11 bulan, Resesi terpendek yang sempat tercatat ialah resesi karena wabah 2020, yang cuma berjalan sepanjang 3 bulan.
Berikut beberapa cara menyiapkan keuangan Anda untuk menghadapi resesi global seperti diambil dari Usaha.com dan finpedia.id pada Rabu (28/9/2022):
1. Tidak boleh takut dengan pasar bearish
Anda kemungkinan bahkan juga tidak paham apakah itu pasar bearish, tapi Anda siap untuk ketakutan akan hal tersebut. Minggu ini, index S&P 500 terpeleset ke pasar bearish, yang diartikan sebagai pengurangan 20 % dari tingkat paling tinggi belakangan ini. Menurut Anthony Saglimbene, pakar taktik pasar global untuk Ameriprise Financial yaitu durasi waktu rerata bear pasar semenjak 1950 kurang lebih 418 hari.