Mohon tunggu...
Riza Luthfian
Riza Luthfian Mohon Tunggu... -

sebuah awal menuju kesuksesan...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

"Topeng-topeng" Pengalihan Isu

16 Desember 2014   18:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:11 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walau sudah usia lanjut, badan ringkih, tapi sepak terjang ustadz Abu Bakar Baasyir membuat aparat kepolisian ketar-ketir. Dengan dalih pengamanan dalam rangka Hari Kemerdekaan, polisi pun menangkap pimpinan Jamaah Islamiyah untuk Asia Tenggara ini. Apa betul “teacher Abu” merencanakan aksi teror bertepatan dengan tanggal lahirnya, 17 Agustus 1938 ?

Jalan cerita tentang terorisme di Indonesia ibarat cerita sinetron. Masing-masing aktor pemerannya sudah diatur sedemikian rupa dan terkadang dibumbui dengan adegan-adegan menegangkan. Tetapi kok semuanya jadi begitu hambar? Tak ada yang menyentuh akar permasalahan. Yang muncul justru saling tuding, mencari kambing hitam.

Tayangan pemberantasan terorisme sepertinya hanya mengejar rating penonton. Tidak ada satupun yang bisa memberikan alasan yang sebenarnya kepada publik. Pihak kepolisian sibuk mengumpulkan data dan bukti sedangkan TPM berdalih bahwa ini tidak ada sangkut pautnya dengan terorisme.

Lantas, kenapa selama ini isu terorisme menjadi semacam cara untuk pengalihan isu yang lebih besar? Setiap ada isu besar akan ditutupi dengan munculnya berita aksi terorisme. Siapa sebenarnya yang memainkan semua ini? Pertanyaan ini akan terus menggantung dalam benak rakyat jika pemerintah sendiri tidak mampu memberikan penjelasan yang sebenar-benarnya.

Atau memang ada kesengajaan dari pihak-pihak tertentu untuk menghembuskan isu-isu tertentu guna menutupi isu lebih penting lainnya. Hal ini sudah patut diduga. Lihat saja kasus rekening para jenderal, kasus gayus dan sebagainya, semuanya tidak jelas. Kalau begini ceritanya kita cuma bisa melihat tontonan sinetron yang tidak akan ada habisnya, ingat....... tak akan ada habisnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun