Mohon tunggu...
Riza Novara
Riza Novara Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta, dosen, penikmat sosial, musik, dan film

pengamat sosial, musik, dan film

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Furiosa: A Mad Max Saga", Kisah Sang Imperator

1 Juni 2024   10:44 Diperbarui: 1 Juni 2024   10:58 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: www.imdb.com

Seakan sudah menjadi tradisi bagi mayoritas film yang sukses penjualannya di pasar dunia untuk diikuti oleh produksi film selanjutnya apakah itu dalam bentuk sequel, prequel, spin off atau remake-nya. Sebagai sebuah industri tentunya kita harus menyadari bahwa kebiasaan tersebut dilandasi oleh keinginan untuk mendapatkan pundi-pundi keuntungan bagi produsen film tersebut. Usaha lanjutan ini tidak dapat dikatakan mudah juga karena dibalik itu ada sebuah tantangan besar yang harus mampu ditangani dengan baik oleh produsen film lanjutan tersebut.

Tantangan besar tersebut adalah sebuah ekpektasi atau harapan dari pasar bahwa film berikutnya baik itu berupa sequel, prequel, spin off atau remake tersebut haruslah lebih baik dari film sebelumnya. Hal ini disebabkan karena para penonton yang merupakan pasar dari film tersebut sudah memiliki standar dari film yang sebelumnya. Dan ini merupakan sebuah tantangan yang tidak mudah, karena sebuah film ketika menuai kesuksesan penjualan di pasar berarti film tersebut memiliki keistimewaan yang diterima dengan baik oleh pasar. Dan film berikutnya berarti dituntut untuk lebih Istimewa dari film sebelumnya.

Ada beberapa film yang berhasil dan sukses sebagai sebuah film sequel, prequel, spin off dan remake, tapi tidak sedikit juga yang gagal untuk melampaui kesuksesan film sebelumnya. Kegagalan ini bisa berakibat film tidak berlanjut dengan film-film berikutnya, atau bisa juga film tersebut tetap dilanjutkan seakan menjadi serial seperti misalnya "Fast and Furious" yang kondisinya memang naik turun dari sisi kesuksesannya.

"Furiosa" ternyata juga harus mengalami hal ini. Dibuat setelah kesuksesan "Mad Max Fury Road", "Furiosa" yang merupakan prequel dari "Mad Max Fury Road" harus hadir dibawah baying-bayang film ini. Diawali dengan film "Mad Max" yang mengalami sukses besar pada tahun 1979 dibuat dengan budget 400 ribu A Dollar, film ini menghasilkan box office US Dollar 100 juta (keterangan kurs: A Dollar = 10,830 IDR, US Dollar = 16,255 IDR).

Keberhasilan penjualan ini tentunya berujung kepada "Mad Max" kedua yang berjudul "Mad Max Road Warrior" yang dirilis pada tahun 1981 dengan budget yang melompat menjadi A Dollar 4,5 juta dollar dan menghasilkan box office sebesar US Dollar 35 juta. Sudah bisa diperkirakan dengan pasti "Mad Max" berlanjut dengan produksi ketiganya.

Pada tahun 1985 dirilis serial "Mad Max 3" berjudul "Mad Max Beyond Thunderdome" dengan bisa produksi yang kembali melonjak menjadi USD 10 juta dan menghasilkan "hanya" USD 36 juta, tidak terlalu jauh dari pencapaian di "Mad Max Road Warrior". Tidak jelas apakah karena keuntungan yang terjadi dibawah ekspektasi produsen atau hal lainnya, tapi kenyataan yang terjadi film ini berhenti disini.

Baru 30 tahun kemudian tepatnya tahun 2015 film "Mad Max Fury Road" (yang merupakan edisi keempat film ini) baru dirilis dan dengan budget yang jauh lebih besar lagi yaitu USD 185 juta berhasil menghasilkan box office tidak kurang dari USD 380 juta. Pastinya hal ini menimbulkan asa baru terhadap serial ini yang kemudian berujung pada film "Furiosa: A Mad Max Saga" yang rilis pada 2024. Film dengan budget USD 168 juta ini sampai tulisan ini dibuat baru menghasilkan USD 71,4 juta.

Film ini mengisahkan perjalanan hidup Furiosa dari sejak kecil sampai kemudian berlanjut dengan keterlibatannya dalam "Mad Max Fury Road". Diawali dengan kehidupan Furiosa kecil (diperankan oleh Alyla Browne) harus mengalami penculikan oleh kelompok geng motor Biker Horde yang dipimpin oleh Dementus (diperankan oleh Chris Hemsworth). Sadar akan hilangnya Furiosa, sang ibu Mary Jabassa (diperankan oleh Charlee Fraser) segera melakukan pengejaran dan berusaha untuk membebaskan Furiosa. Upaya Mary ini gagal dan berakhir pada kematiannya, sedangkan Furiosa harus menjadi bagian dari Biker Horde. Perjalanan dengan Biker Horde berakhir ketika Dementus melakukan perjanjian "dagang" dengan penguasa suatu daerah bernama Citadel yang bernama Immortan Joe (diperankan oleh Lachy Hulme). Dan sejak itu Furiosa Dewasa (diperankan oleh Anya Taylor-Joy) pun menjadi bagian dari masyarakat Citadel.

Setelah dewasa Furiosa mendapatkan kesempatan untuk menjadi anggota tim untuk membawa truk berisi bahan bakar yang pertama kali dipimpin oleh seorang supir Citadel bernama Praetorian Jack (diperankan oleh Tom Burke). Kehidupan yang terjadi tidak mudah apalagi kemudian konflik pun pecah antara Immortan Joe dan Dementus. Perjalanan hidup Furiosa terus berjalan di Citadel, sampai suatu saat akhirnya Furiosa membelot dari Immortan Joe dan kemudian berlanjut di "Mad Max Fury Road". Salah satu yang berbeda di film ini adalah film ini terbagi dari 5 chapter yang masing-masing berisi penggalan-penggalan kehidupan Furiosa.

Film yang disutradarai oleh George Miller yang tidak pernah lepas dari kursi sutradara sejak "Mad Max" pertama tahun 1979, mencoba untuk konsisten dengan "tone" yang ada pada "Mad Max Fury Road". Tapi sayangnya film ini tidak terlalu berhasil untuk memenuhi ekspektasi agar film ini lebih hebat, lebih "wah" dari film "Mad Max Fury Road". Sepertinya ada beberapa hal yang menyebabkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun