Mohon tunggu...
Riza Almanfaluthi
Riza Almanfaluthi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

hamba Allah, abdi negara, penulis, blogger, rizaalmanfaluthi.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hukuman Gayus Itu Terlalu Berat

23 Januari 2011   06:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:16 1060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembuktian terbalik dapat diterapkan kepada Gayus menurut PPATK. Polisi bekerja dengan sebaik-baiknya, transparan, dan tanpa ada tekanan politis. Begitu pula dengan aparat penegak hukum seperti jaksa dan hakimnya.

Masalahnya hukum kita di Indonesia ini seringkali berpihak kepada para pemilik kekuasaan dan duit. Kalau demikian ceritanya sudah jelas hukum semakin tambah bobrok, maka siap-siap saja negeri ini akan musibah yang diturunkan Allah sebagai azab atas keadilan yang dipermainkan. Padahal Muhammad sudah tegas-tegas bilang kalau Fatimah binti Muhammad mencuri akan tetap dipotong tangannya.

Maka wajar teramat sulit dinalar ketika putusan Gayus pun dibandingkan dengan putusan untuk para pencuri ayam itu. Maka terimalah kenyataan itu bahwa kita hidup di negeri yang hukumnya menghamba pada pemilik kekuasaan dan duit itu.

Mbak Rino, lalu sebagai orang yang beriman apa yang harus kita lakukan? Kita harus senantiasa optimis bahwa harapan itu masih ada. Harapan itu yang membuat kita bersemangat untuk tetap hidup. Harapan akan adanya perubahan itu dan Indonesia menjadi baldathun toyyibatun warobbun ghoffur. Karenalah kitalah anashiruttaghyir (unsur perubahan) itu. Dengan apa? Ah, langkah kecil saja: untuk tetap memegang teguh integritas sepanjang helaan nafas saat ini hingga yang terakhir. Saya mencoba untuk belajar. Saya harap demikian juga Mbak.

Ini adalah jawaban nomor tiga. Maafkan saya kalau terlalu berpanjang lebar.

Wassalaamu'alaikum. Warahmatullahi. Wabarakaatuh.

***

Hormat saya:

ttd

Riza Almanfaluthi

dedaunan di ranting cemara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun