Pendidikan anak usia dini atau PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. PAUD jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), raudatul atfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Sementara itu, PAUD jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
Pengelolaan dan penyelenggaraan PAUD harus mengacu pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini (STPPA). STPPA adalah kriteria tentang kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan.
Pada saat ini guru dituntut untuk kreatif dalam memberikan kegiatan kepada anak-anak. Pada proses pembelajaran guru juga bisa memanfaatkan barang bekas untuk bahan media bermain. Saat ini guru sering menggunkan media loosepart dalam proses bermain anak-anak di kelas. Loose part adalah media material lepas yang penggunaannya dapat beragam-ragam, artinya bahan yang dapat dipindahkan, dibawa, digabungkan, dirancang ulang, dipisahkan dan disatukan kembali dengan berbagai cara. Macam-macam loose part ada 7, yakni: (1) bahan alam seperti batu, tanah, pasir, lumpur, air, ranting dsb; (2) bahan plastik seperti sedotan, botol-botol plastik, tutup-tutup botol, pipa paralon, selang dsb; (3) bahan logam seperti kaleng, uang koin, perkakas, mur, baut dsb; (4) bahan kayu dan bambu seperti balok, seruling, tongkat, kepingan puzzle; (5) bahan kain dan benang sepeti kapas, kain perca, tali, pita dsb ; (6) bahan kaca dan keramik seperti botol kaca, gelas kaca, cermin, manik-manik, dsb; (7) bahan bekas kemasan seperti kardus, gulungan tisu, gulungan benang dsb.Â
Pada abad ke 21 ini banyak sekolah yang telah menerapkan kurikulum merdeka. Pada kurikulum merdeka, ada beberapa aspek yang harus dikembangkan yaitu nilai agama dan budi pekerti, jati diri, literasi danSTEAM. Salah satu sekolah yang menerapkan kurikum merdeka yaitu Sekolah Laboratorium PAUD Yasmin Jember. Pada kegiatan ini guru membuat suatu proyek kegiatan yaitu memanfaatkan kardus bekas untuk kreasi pigura. Pada kurikum merdeka anak-anak dituntut untuk lebih aktif dan berpikir kritis. selain itu kegiatan ini terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap pertama anak diminta untuk menggunting kardus terlebih dahulu. Lalu anak-anak mencetak bentuk lingkaran atau kotak diatas kardus.Tahap kedua anak-anak diminta untuk merangkai kardus menjadi pigura. Tahap ketiga anak-anak diminta untuk menghias kardus sesuai dengan keinginannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H