Mohon tunggu...
Adrian Rosadi
Adrian Rosadi Mohon Tunggu... -

semua keburukan pasti asalnya dari saya, semua kebaikan pasti asalnya dari Allah swt.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Intellegent Design (Masih Relevankah Teori Evolusi Darwin?)

23 Oktober 2012   10:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:29 7370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
intelligent design (rawstory.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="615" caption="intelligent design (rawstory.com)"][/caption]

Sebelum saya menjelaskan lebih lanjut mengenai Intellegent Design (ID), ada baiknya Anda membaca terlebih dahulu mengenai artikel saya sebelumnya yang membahas pengertian evolusi (Evolusi=Manusia Berasal dari Kera?) sehingga lebih memahami topik permasalahan yang sedang dibicarakan. ID adalah teori ilmiah yang menyatakan bahwa penjelasan terbaik terciptanya alam semesta dan kehidupanadalah dikarenakan adanya suatu kecerdasan (intellegent cause), bukan karena suatu proses tak langsung seperti seleksi alam.

Dalam penerapannya, studi dan analisa yang dilakukan adalah dengan mencari fakta bahwa terbentuknya suatu objek membutuhkan suatu perancangan yang memerlukan kecerdasan untuk mendesainnya. Aplikasi dari teori ID antara lain dengan mendeteksi/membuktikan adanya perancangan pada struktur biologi kompleks, pembentukan DNA,dan asal mula keragaman mahluk hidup.

Meskipun bukan satu-satunya isu yang dikaji, asal-usul terciptanya keragaman mahluk hidup adalah isu yang paling populer untuk dibahas. Hal ini disebabkan karena pandangan ID yang berseberangan dengan evolusi darwin, yang menyatakan keragaman mahluk hidup terbentuk karena adanya spesiasi (terbentuknya spesies baru dari spesies lain yang berevolusi).

Sebagai sebuah teori yang mengkaitkan teorinya dengan perancangan cerdas, banyak yang menganggap ID tidak berbeda dengan kreasionisme. Walaupun demikian, sebenarnya ada perbedaan mendasar antara ID dengan kreasionisme. Dalam teorinya, kreasionisme dimulai dengan memasukkan penjelasan-penjelasan yang berasal dari kitab suci agama tertentu, yang kemudian mencoba memberikan penjelasan ilmiah mengenai hal tersebut.

Berbeda dengan kreasionisme, ID sama sekali tidak berkaitan dengan agama-agama tertentu. Proses analisa yang dilakukan pada ID mengacu pada tahapan metode ilmiah. Metode ilmiah sendiri tersusun atas empat proses utama, yaitu melakukan observasi, hipotesis, eksperimen, dan pengambilan kesimpulan.

Berkaitan dengan asal-usul keragaman mahluk hidup, perlu ditekankan lagi bahwa ID tidak menolak evolusi sepenuhnya. Perbedaan pandangan ID hanya terjadi pada tahap makro evolusi (teori evolusi darwin). Menurut ID, evolusi hanya mungkin terjadi pada tingkat mikro, sehingga tidak mungkin spesiasi mahluk hidup benar-benar terjadi seperti yang diyakini oleh para pendukung teori darwin.

Sebagai sebuah metode ilmiah, ID dimulai dengan sebuah observasi bahwa informasi spesifik dan kompleksitas tersusun akibat adanya kecerdasan. Teori perancangan tersebut menghasilkan sebuah hipotesis, yaitu jika memang benar suatu objek dihasilkan karena desain, maka tidak mungkin suatu objek tersusun akibat kebetulan semata. Hal inilah yang kemudian dikaji dan dianalisa mengikuti kaidah-kaidah saintifik.

Penjelasan sederhanya kira-kira dianalogikan seperti ini: Anda bersama teman anda menemukan sebuah ‘tempat tinggal’ di suatu daerah yang tidak berpenghuni. Teman anda yakin bahwa itu terbentuk akibat kejadian alam, mungkin akibat angin, hujan, petir, atau kejadian alamiah lain. Namun, Anda tidak sependapat dengannya, karena melihat bentuknya yang kompleks, dengan sisi-sisinya yang simetris, komposisi bangunan teratur, jauh dari kesan ‘berantakan’ karena ketidaksengajaan.

Anda merasa ‘tempat tinggal’ tersebut terbentuk karena adanya perancangan cerdas. Meskipun tidak bisa menjelaskan siapa yang merancang (bisa saja hewan atau manusia), namun dengan melihat bukti-bukti yang ada Anda merasa yakin bahwa hal tersebut terbentuk akibat perancangan dan bukan karena ketidaksengajaan.

Kelemahan Teori Evolusi Darwin

Di lain pihak, teori evolusi darwin yang berangkat dari sebuah observasi yang menolak adanya keterkaitan perancangan cerdas pada terbentuknya keragaman mahluk hidup, memiliki banyak kelemahan terkait teorinya. Diantaranya adalah kegagalannya dalam mencari bukti ilmiah bahwa mikro evolusi dapat berkembang manjadi makro evolusi. Hingga saat ini, belum ada pembuktian ilmiah mengenai hal tersebut.

Kemajuan pengetahuan tentang DNA juga semakin melemahkan teori evolusi darwin. Fakta ilmiah memperlihatkan perbedaan besar terkaitsusunan pohon kehidupan (tree of life). Jika dibandingkan, antara pohon kehidupan yang disusun berdasarkan karakteristik biologis (morfologi, anatomi, ataupun fisiologi) dengan yang disusun berdasarkan karakterisitk gen (DNA) memiliki perbedaan yang mencolok. Bukti-bukti tersebut semakin melemahkan dan mungkin ‘memaksa’ teori evolusi darwin hanya dipandang sebatas hipotesis belaka karena tidak bisa memberikan fakta ilmiah.

Sebenarnya, teori ID muncul bukan semata-mata untuk mematahkan teori evolusi darwin. Lebih dari itu, ID diharapkan dapat dijadikan pijakan untuk mencari kebenaran, terutama kaitannya dengan kemajuan sains itu sendiri. Secara ilmiah, penelitian-penelitian mengenai ID ini telah diakui keempirisan dan keilmiahannya.

Hal tersebut dibuktikan dengan semakin banyak hasil penelitiannya berstatus sebagai peer-rewied (semacam penyeleksian oleh para ahli dibidangnya terkait penelitian tersebut, sehingga hasil penelitian dianggap layak untuk diterima dan dijadikan rujukan penelitian lain). Jadi, sepertinya sudah tidak relevan lagi jika kemudian masih ada pihak yang masih meragukan keilmiahannya ataupun menuduh bahwa ID adalah perpanjangan tangan dari kreasionisme.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun