Setiap kali hujan datang,walau cuma rintik,anganku tertuju pada jokowi,eh bukan karena rindu atau ingin bertemu,namun ada rasa belas kasih yg mendorongku untuk berharap pada sang pencipta hujan,agar menundanya barang tiga atau empat bulan lagi untuk dicurahkan,paling tidak nanti setelah pemilu berlangsung..emh naif ,aku merasa hujan menjadi senjata yg paling ampuh untuk dipakai para pecundang untuk menghancurkan jokowi,karena hujan juga para lakon sinetron senayan bersorak..! Lha kok bisa ..?ya iya,sekarang ini justru banyak manusia phantomim yg berjoged jika negrinya dilanda bencana,dengan demikian sandiwaranya jadi laku keras,hihihi..."mumpung bencana, banyak orang mau jualan nama.." edan..jaman wis edan,ora edan ora keduman, itu kata mbah mun,penjual nasi pecel. bencana itu ajang bagi bagi sembako dengan kantong plastik bergambar orang,atau ajang bagi bagi uang yg ada stempel nama orang,parahnya karena bencana juga ada spanduk provokasi yg menghujat jokowi. Padahal hujan ini kan datang dari tahun ke tahun,tapi cuma tahun ini saja jadi berita yg nikmat dipelototi karena ada nama jokowi,ealah wi..wi ndilalah kersaning Allah,jamanmu iki. Tapi ya bersyukur juga sih,itu tandanya jokowi ditakuti,karena cuma hujan yang bisa bikin drama jadi seru,phantomim jadi lucu,acara tv jadi laku,..wong jujur ajur...!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H