Mohon tunggu...
Rian Yuli Anggriani
Rian Yuli Anggriani Mohon Tunggu... -

Pemikir berdasarkan opini.

Selanjutnya

Tutup

Politik

KPK lawan Buaya..

28 Februari 2014   21:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:22 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak jaman Antasari sebagai ketua KPK, kalimat "cicak lawan buaya"  sudah sering terdengar, asal muasalnya tak lain dari Susno D, ceritanya kemudian si buaya mulai naik ke daratan,mencari,mengintai dan menyebar sinyal kepada sesama Buaya untuk sering sering mengendus,melirik dan mempertajam pendengaran juga penglihatan agar menunggu kesempatan menerkam si Cicak, malang tak dapat ditolak untungpun tak dapat diraih, Buaya terlalu besar dan jamak bagi si Cicak, ahaa..hap lalu ditangkap..! Tapi rupanya Pencipta cicak adalah Raja Yang Adil, Dia berfikir sesama Carnivora jangan saling menghakimi,Cicak jatuh karena wanita, Buaya pun terlalu rakus terhadap mangsa, Semua yang lezat disikatnya.   Sampai disini cerita selesai, karena Cicak dan Buaya sama sama masuk dalam perangkap.                                    Ada fase berikutnya,kalimat "cicak lawan buaya" saya dengar lagi akhir akhir ini, siapa yang mengucapkannya..? Tak lain dialah Fahri Hamzah yang katanya sah sebagai wakil rakyat, saya enggan bicara tentang partai,karena bagi saya sampai hari ini belum ada partai yang bisa mempesona hati ini, tapi saya senang jika melihat di televisi ada wakil rakyat yang tertangkap  ketika sedang berbagi jarahan,karena saya fikir banyak sekali saudara seBangsa seTanah Air yang sepakat dengan saya, yaitu senang lihat koruptor susah,dan susah lihat koruptor senang. Kembali tentang Cicak lawan Buaya, entah siapa yang dimaksud Fahri sebagai cicak dan siapa Buaya..?  Yang jelas jangan sampai si Cicak terjebak. Dan jangan sampai si Buaya naik kedaratan, Sebagai rakyat yang cuma bisa menonto lewat layar kaca saya mengajak agar seluruh rakyat Indonesia berdoa supaya Cicak lebih cerdik dan berhati hati,karena teman teman si buaya kali ini lebih banyak...Tapi peribahasa berkata "BECIK KETITIK,OLO KETORO"  tak ada satupun yang tersembunyi tidak akan dibukakan. Amien.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun