"Bu, bunganya bagus-bagus. Tanamannya subur-subur. Seneng lihatnya, Bu." Begitu kata para tetangga yang lewat depan rumah saya setiap kali saya sedang menyiram tanaman saya.Â
   Dulu, saat saya masih duduk di bangku SD Inpres, di sekolah saya ada perpustakaan kecil. Perpustakaan itu baru ada ketika saya kelas 5 SD. Buku-bukunya bagus dari segi isi dengan gambar berwarna. Saya rajin meinjam buku saat itu.Â
   Salah satu buku yang saya sukai adalah buku yang isinya penuh dengan gambar bunga berwarna-warni dan kupu-kupu. Sejak saat itu, saya sangat suka berada di taman yang banyak bunganya dengan kupu-kupu beterbangan kesana kemari.
   Saya pun bermimpi punya rumah yang ada tamannya. Maka, kini saya wujudkan mimpi itu. Di lahan sempit depan rumah, saya penuhi dengan berbagai macam tanaman bunga. Bagi saya, tidak perlu mahal harga tanamannya. Yang penting berbunga indah.Â
  Kini setiap hari saya saksikan kupu-kupu terbang di taman. Hinggap sebentar di bunga yang satu, lalu pindah ke bunga yang lain. saya merasakan kebahagiaan tersendiri ketika melihat kupu-kupu beterbangan di taman saya. Tak jarang, saya terinspirasi untuk menulis berbait-bait puisi kemudian.Â
   Selain belanja kebutuhan sehari-hari, belanja saya sekarang juga termasuk pot, tanah, pupuk, alat bercocok tanam, dan tentu saja tanaman bunga. Selain merapikan rumah, saya juga rajin merapikan tanman saya-memangkas dahan dan ranting yang terlalu rimbun, menghilangkan tanaman hama, dan memindahkan tanaman jika diperlukan.
   Setiap hari libur, saya mengurus tanaman saya di pagi hari. Saya ingin mendapatkan vitamin D terbaik di muka bumi-sinar matahari. Selain mendapatkan vitamin D, saya juga mendaptkan kebahagiaan dari kegiatan tersebut. Bahasa kerennya, mental health saya terjaga dengan menekuni hobi saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H