Mohon tunggu...
Riyantika Maharani
Riyantika Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Tanjungpura

saya berasal dari universitas Tanjungpura fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusal Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan. Hobi saya adalah Olahraga dan menjelajahi hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Daya Tarik Materi: Perjalanan Manusia Serakah di Ranah Ekonomi Indonesia

6 Desember 2023   06:42 Diperbarui: 6 Desember 2023   06:50 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam perjalanan ekonomi Indonesia, daya tarik terhadap materi telah menjadi pendorong utama perilaku manusia serakah. Ambisi untuk mencapai keberhasilan dan kekayaan material sering mengilhami individu untuk mengejar laba tanpa batas, menciptakan dinamika yang kompleks dalam ranah ekonomi. Sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, godaan materi semakin memperkuat budaya konsumtif dan ambisi untuk mendapatkan lebih banyak.            

Perkembangan teknologi dan globalisasi telah membuka peluang baru bagi manusia serakah untuk mengejar kemakmuran. Bisnis, investasi, dan industri di Indonesia menjadi medan pertempuran di mana manusia sering kali terjerat dalam persaingan tanpa henti demi meraih keuntungan maksimal. Sementara itu, dorongan untuk memperoleh aset material seperti properti, kendaraan mewah, dan gaya hidup bergengsi semakin mengkristal dalam mimpi banyak individu.

Di balik daya tarik materi yang kuat ini, terdapat dampak yang signifikan pada struktur sosial dan ekonomi masyarakat. Kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin semakin melebar, menciptakan tantangan dalam hal distribusi kekayaan dan akses terhadap peluang. Budaya konsumtif juga merambah ke dalam kehidupan sehari-hari, dengan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesejahteraan sosial.

Untuk mengatasi perjalanan manusia serakah di ranah ekonomi Indonesia, penting untuk membangun kesadaran akan nilai-nilai yang lebih berkelanjutan. Pendidikan ekonomi yang berfokus pada tanggung jawab sosial dan lingkungan, serta promosi praktik bisnis yang beretika, dapat membantu membentuk paradigma baru. Peran pemerintah dan sektor bisnis juga krusial dalam menciptakan regulasi yang mendukung keadilan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan.

Melalui refleksi kolektif dan tindakan nyata, masyarakat Indonesia dapat menghadapi tantangan daya tarik materi dengan cara yang lebih bijaksana. Dengan memprioritaskan nilai-nilai keberlanjutan, keadilan sosial, dan kebahagiaan yang tidak hanya bersumber dari materi, kita dapat membentuk arah ekonomi yang lebih seimbang dan berkelanjutan.

Top of Form

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun