Mohon tunggu...
Riyantika Maharani
Riyantika Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Tanjungpura

saya berasal dari universitas Tanjungpura fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusal Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan. Hobi saya adalah Olahraga dan menjelajahi hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kejar Kemewahan: Eksplorasi Serakah dalam Gaya Hidup Indonesia

4 Desember 2023   18:30 Diperbarui: 4 Desember 2023   18:38 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

            Dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia, semakin tampak eksplorasi serakah dalam kejar kemewahan menjadi salah satu karakteristik dominan dalam gaya hidup masyarakat. Dorongan untuk mencapai tingkat kemewahan tertentu sering kali mendorong individu untuk terjebak dalam siklus ambisi tanpa batas, di mana kepemilikan material dan gaya hidup glamor menjadi tolak ukur kesuksesan. Bangunan pencakar langit megah, mobil mewah, dan gaya hidup hedonistik menjadi simbol status sosial yang diidamkan, menciptakan tekanan konformitas yang kuat dalam masyarakat.
            Penting untuk dicatat bahwa fenomena kejar kemewahan ini tidak hanya menciptakan kesenjangan sosial yang jelas, tetapi juga menimbulkan dampak negatif pada lingkungan dan nilai-nilai budaya lokal. Ketidakpuasan yang mendorong konsumsi berlebihan menghasilkan limbah dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan. Selain itu, pergeseran nilai-nilai tradisional menuju obsesi terhadap kekayaan material sering kali mengikis kerukunan sosial dan kohesi masyarakat.
            Media massa dan industri hiburan memainkan peran penting dalam membentuk paradigma kehidupan ini. Melalui berbagai platform, citra kemewahan dihujani oleh iklan-iklan yang mengejar imajinasi konsumen, menciptakan hasrat yang sulit dihindari untuk memiliki lebih banyak. Dalam usahanya mencapai standar kecantikan dan kemewahan yang dipromosikan oleh media, masyarakat terkadang kehilangan jati diri dan nilai-nilai kebersamaan yang mendasari budaya Indonesia.
            Untuk mengatasi eksplorasi serakah dalam gaya hidup Indonesia, perlu adanya refleksi individu dan kolektif terhadap nilai-nilai yang lebih berkelanjutan. Pendidikan mengenai etika konsumsi, keberlanjutan, dan kesadaran lingkungan dapat membantu mengubah paradigma konsumen. Di samping itu, perlu juga ada upaya dari pemerintah dan sektor bisnis untuk mempromosikan gaya hidup yang lebih bertanggung jawab secara sosial dan ekologis. Dengan demikian, masyarakat Indonesia dapat membangun kehidupan yang seimbang, di mana kebahagiaan tidak hanya diukur dari sejumput materi, tetapi juga dari keseimbangan antara keinginan dan keberlanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun