Self Goverment

Mbak Iyem adalah seorang ibu rumah tangga yang bersekolah hanya sampai kelas 1 Sekolah Dasar. Dia  tidak bisa membaca dan mengenali angka yang tertera dalam lembaran-lembaran uang kertas maupun uang logam. 

Namun, sudah sekitar 25 tahun dia sibuk berjualan. Mbak Iyem  terbilang sukses, karena walau buta huruf, dari usahanya kini ia memiliki beberapa kendaraan roda empat dan roda dua, dan lebih hebatnya 6 tahun lalu sudah bisa membangun sebuah ruko.

Pendidikan dan pembelajaran yang dialami Mbak Iyem hingga mencapai titik kesuksesan bukanlah melalui suatu pendidikan formal. Ia berupaya dengan gigih memanage diri, memerintah diri (Self Goverment) sebagaimana diyakini oleh John Dewey "…to prepare him for the future life means to give him command of himself; it means so to train him that he will have the full and ready use of all his capacities" (My Pedagogic Creed, Dewey, 1897). 

Lebih lanjut Dewey menandaskan dengan tegas bahwa pendidikan dan pembelajaran  merupakan proses sosial dan interaktif dan dengan demikian sekolah itu sendiri  merupakan lembaga sosial yang melaluinya reformasi sosial dapat dan harus terjadi. 

Menurut Dewey, pentingnya pendidikan tidak hanya sebagai tempat untuk mendapatkan pengetahuan konten, tetapi juga sebagai tempat untuk belajar bagaimana hidup.

Pengalaman Mbak Iyem menunjukkan bahwa  ia belajar dan berhasil sukses melalui suatu proses sosial dan interaktif dalam kesehariannya, bukan melalui pendidikan formal. 

Keadaan hasil belajar ini membuktikan bahwa "...pendidikan adalah pengaturan proses untuk ikut ambil bagian dalam kesadaran sosial; dan bahwa penyesuaian aktivitas individu atas dasar kesadaran sosial ini adalah satu-satunya metode pasti untuk rekonstruksi sosial".

Atas kesadaran diri dalam lingkup sosialnya, akhirnya Mbak Iyem dapat memerintah diri sendiri (self goverment) dan berhasil dalam kehidupannya.