Suku Dayak adalah kelompok etnis pribumi yang tinggal di Kalimantan, Indonesia. Sejarah suku Dayak telah melibatkan migrasi dari berbagai daerah di Asia Tenggara, seperti Filipina, Malaysia, dan Indocina, serta pengaruh dari pengaruh kebudayaan dari Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan Kerajaan-kerajaan di wilayah Kalimantan.
Sejarah suku Dayak dapat dilacak kembali hingga abad ke-7 Masehi ketika para pengembara dan pelaut dari Asia Tenggara awal mulai melakukan perjalanan ke selatan dari daratan Asia menuju kepulauan Nusantara. Mereka membawa kultur mereka, yang meliputi berbagai bentuk seni, peralatan, dan tradisi pertanian.
Kemudian, pada abad ke-10, Kerajaan Sriwijaya di Sumatera mulai memperluas pengaruhnya ke seluruh wilayah Kalimantan, termasuk wilayah suku Dayak. Pada masa ini, suku Dayak mulai terpengaruh oleh agama Buddha dan Hindu, serta berbagai tradisi kebudayaan lainnya dari Sriwijaya.
Pada abad ke-14, Kerajaan Majapahit mulai memperluas pengaruhnya ke seluruh Indonesia, termasuk Kalimantan. Pada masa ini, suku Dayak mulai terpengaruh oleh agama Hindu-Buddha, serta seni dan arsitektur Majapahit.
Pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, suku Dayak banyak terpengaruh oleh budaya Eropa, terutama dalam hal agama, bahasa, dan sistem pendidikan. Namun, suku Dayak tetap mempertahankan budaya dan tradisi mereka, seperti seni tari dan musik tradisional, serta praktik-praktik spiritual dan pengobatan tradisional.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, suku Dayak menjadi bagian dari negara Indonesia. Saat ini, suku Dayak masih mempertahankan budaya dan tradisi mereka, meskipun juga terpengaruh oleh modernisasi dan globalisasi. Beberapa suku Dayak juga terlibat dalam konflik dengan pemerintah atau kelompok-kelompok lain di Kalimantan, terutama dalam hal perjuangan atas hak tanah adat mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H