Di dalam senja berdansa cahaya,
Rindu menyelinap dalam sunyi,
Seakan malam membisikkan nyanyian,
Di taman hati, kembang rindu mekar.
Bening air mata yang mengalir,
Menyiratkan kerinduan yang terpendam,
Di relung hati yang sunyi merindu,
Bersama bayangan yang tiada terhapus.
Peluklah malam dengan sinarmu,
Biar rindu ini tak lagi terabaikan,
Seperti angin yang membelai jarak,
Pulanglah, oh pulanglah, wahai kekasih.
Dalam doa-doa yang terhiris rindu,
Terukir namamu di dinding hati,
Berjalan di lorong-lorong kenangan,
Menelusuri jejak yang kian hilang.
Rindu adalah pena yang mencoret,
Kisah cinta di buku kenangan,
Warna-warni nostalgia yang mengalir,
Di setiap halaman, kau hadir.
Terbanglah, oh angin, sampaikan rindu,
Ke tepi malam yang sunyi,
Biarkan bintang menjadi saksi bisu,
Akan kerinduan yang membara di relung hati.
Hingga waktu merajut benang merah,
Menyatukan jarak yang terpisah,
Rindu tetap bersarang di sudut hati,
Sebagai pelipur lara, sebagai nyanyian jiwa.
...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H