Bagaimana bisa aku tidak mencintaimuÂ
Ketika aku berselimut badai piluh, sekilas
wajahmu hadir menjadi peneduhÂ
Seumpama di tengah-tengah samudera
Ku hadir sebagai simpan penyelamat luka
Wahai kekasihkuÂ
Sehat-sehat di sana, di bawah langit yang samaÂ
Hadirmu dalam kata, menjadi wujud yang nyataÂ
Kurangkai puisi, karena terdapat jiwamu yangÂ
selalu mengisi
Bait-baitnya bentuk ungkapan rindu, yang aku tulisÂ
ketika di peluk malam sendu
Kau selalu hadir, menyerupai bintang di malamÂ
yang gelap pekat.
Aku di peluk malam yang dingin, walaupun relung
jiwa kini tersesat
Rindu-rindu sudah sampai merusak mimpi tanpaÂ
ampun
Diri ini hanya untukmu, tanpa ada siapapun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H