Mohon tunggu...
Riyan Hidayat
Riyan Hidayat Mohon Tunggu... -

Memaknai Kehidupan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terkadang, Bersedih adalah Kebutuhan

8 Februari 2019   02:27 Diperbarui: 8 Februari 2019   02:52 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Udah, enggak usah sedih. Ngapain sih? Dia aja enggak sedih setelah putus sama kamu, ngapain kamu nangis?" "Jangan sedih lama-lama. Masih banyak loh, orang yang lebih menderita. Enggak malu sama mereka?"

Mungkin kamu baru patah hati karena nilai ujian mata kuliah yang ditunggu tidak sesuai dengan ekspektasimu. Mungkin anak kucing yang sudah beberapa bulan diadopsi tiba-tiba sakit dan mati. Mungkin nenek tercinta harus dilarikan ke rumah sakit karena tiba-tiba penyakit diabetesnya kambuh lebih awal minggu ini. Mungkin ada kejadian yang tidak bisa dideskripsikan yang kamu simpan dari semua orang, yang tidak bisa digampangkan dan membuatmu merasa tertekan.

Terantuk dan terampas, satu-satunya hal yang bisa kamu lakukan saat itu; adalah berduka. Tapi kemudian, diberitahu oleh hampir semua orang yang melihat kesedihan bahwa kamu harus ceria.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun